"Untuk persiapan atletik tahun ini memang agak matang karena dimulai dari seleksi yang kami buat melalui kejurnas tingkat PPLP bulan April," tutur Surono saat ditemui di Semarang, Selasa.
Usai terjaring di kejurnas, selanjutnya atlet dari usia pelajar yang memenuhi kriteria dan berprestasi dipanggil untuk memasuki pelatnas.
Baca juga: Ketua Kontingen Indonesia terkejut oleh hasil emas atletik
Baca juga: Tim estafet putra-putri rebut medali emas ASG 2019
Selain melalui kejurnas, anggota tim atletik yang diturunkan untuk ASG 2019 juga diambil langsung dari atlet pelatnas remaja yang memang memiliki prestasi terbaik.
"Mereka juga diturunkan di sini. Makanya yang semula target delapan medali emas, bisa membengkak jadi 11," katanya menambahkan.
Motivasi tinggi dari atlet remaja serta seleksi yang presisi dalam pemilihan atlet untuk nomor-nomor unggulan juga dinilai berperan dalam kesuksesan tim atletik di kancah ASG 2019.
Terkait dengan target medali emas, Surono menuturkan bahwa keputusan untuk target delapan emas karena lebih realistis.
Namun, kejutan justru tidak disangka terjadi di nomor estafet 4x100 meter putra dan putri, yang menyumbangkan dua medali emas di hari terakhir kompetisi atletik yang berlangsung di GOR Tri Lomba Juang Semarang.
"Tadinya kami pikir ada peluang tambahan di lari gawang putra-putri, tapi ternyata malah mendapat emas di estafet dan lari 100 meter," pungkas Surono.
Baca juga: Indonesia penuhi target juara umum ASG 2019
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019