Kompetisi yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu, itu dibuat untuk menemukan master teh terampil yang mampu menghasilkan minuman teh terbaik.
Ada tiga kategori yang diperlombakan, yakni mempersiapkan teh (tea preparation), mencocokkan teh (tea pairing) dengan makanan, serta tea mixology di mana peserta meracik teh dengan minuman lain.
Para peserta dinilai berdasarkan teknik menyeduh, pengetahuan tentang teh, presentasi teh, juga bagaimana aroma dan rasa dari teh racikannya.
Untuk mencocokkan teh, keseimbangan rasa jadi faktor utama penilaian.
"Ketika kita menyesap teh dan menyantap makanan pendampingnya, rasa di mulut harus seimbang," ujar Sharyn Jonston, kepala juri Tea Masters Cup.
Pemenangnya akan jadi wakil Indonesia di tingkat dunia untuk memperebutkan gelar master teh internasional. Di kancah internasional itu, wakil dari Indonesia akan ditantang untuk meracik teh dari Tanah Air.
Sementara itu, pakar teh Indonesia Oza Sudewo yang menjadi salah satu juri kompetisi menjelaskan teh yang digunakan di kompetisi ini adalah teh premium (specialty tea).
"Kami ingin memperkenalkan specialty tea yang sedang naik daun, juga memperkenalkan teh Indonesia ke internasional," kata dia ditemui di Tea Masters Cup Indonesia.
Dia berharap kompetisi ini bisa membantu mempopulerkan budaya minum teh di Indonesia sama seperti kopi yang belakangan semakin naik daun di kalangan anak muda.
Tea Masters Cup telah diselenggarakan sejak 2013 di lebih dari 20 negara di dunia di antaranya Vietnam, China, Korea Selatan, dan Turki.
Baca juga: Teh manis dan legit, cita rasa teh dari akar tradisi Nusantara
Baca juga: Bolehkah teh celup diseduh berulang kali?
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019