• Beranda
  • Berita
  • Polda Kalsel kerahkan sepertiga kekuatan tanggulangi karhutla

Polda Kalsel kerahkan sepertiga kekuatan tanggulangi karhutla

24 Juli 2019 19:49 WIB
Polda Kalsel kerahkan sepertiga kekuatan tanggulangi karhutla
Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i. (antara/foto/firman)
Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) mengerahkan sepertiga kekuatan personelnya untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau tahun ini.

"Operasi karhutla segera kita gelar, tinggal menunggu petunjuk pimpinan. Ada sekitar 500 personel yang terlibat di bawah koordinasi Biro Operasi Polda," kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Mochamad Rifa'i di Banjarmasin, Rabu.

Baca juga: Aparat padamkan kebakaran lahan 62 ha di Bengkayang
Baca juga: Kotim membutuhkan helikopter pengebom air padamkan kebakaran lahan


Diakui Rifa'i, sejumlah titik api memang sudah bermunculan. Meski begitu, lahan yang terbakar tidak sempat meluas lantaran langsung dipadamkan petugas di lapangan.

"Kita terus berkoordinasi dengan teman-teman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel dan juga TNI, termasuk para relawan barisan pemadam kebakaran agar upaya penanggulangan karhutla dapat sinergi semua," jelasnya.

Polda Kalsel pun mengandalkan aplikasi "Bekantan" untuk memberantas karhutla. Aplikasi berbasis teknologi informasi Android itu diperuntukkan untuk masyarakat agar dengan cepat bisa memberikan informasi adanya lahan yang terbakar.

Hingga kini memang belum ada penindakan hukum terhadap pelaku pembakar lahan yang diamankan. Namun Rifa'i memastikan pihaknya tidak akan mentolerir siapa pun yang kedapatan dengan sengaja membuka lahan dengan cara membakar. Sanksinya pun jelas berupa pidana penjara sesuai aturan hukum yang berlaku.

"Karhutla menimbulkan bencana kabut asap yang sangat merugikan kita semua. Jadi jangan hanya untuk kepentingan suatu pihak, semua orang jadi korban," tegasnya

Terlepas dari segala cara menanggulangi karhutla, Rifa'i menekankan pentingnya upaya pencegahan mengimbau masyarakat petani dan perusahaan perkebunan agar tidak membakar lahan untuk alasan apapun.

"Untuk pencegahan ini peran Bhabinkamtibmas dan Polsek setempat kita harapkan lebih proaktif lagi di masa jelang puncak musim kemarau ini. Temui semua petani dan pihak perusahaan untuk diingatkan agar dapat bersama-sama peduli terhadap lingkungan dan hak-hak orang lain untuk menghirup udara segar tanpa kabut asap," pungkas Rifa'i.

Di sisi lain, analisa parameter cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lahan di Kalsel tinggi potensi untuk terbakar di saat musim kemarau saat ini.

Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Muhammad Shaaimul Qadri mengatakan, pada Rabu siang terpantau ada 3 hotspot atau titip api yaitu dua di Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan satu di Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu.

"Hujan deras yang sempat terjadi pada hari Minggu tadi, membuat kelembapan cukup tinggi dari 55 hingga 95 persen. Kondisi ini cukup membantu mengurangi potensi lahan terbakar saat ini. Namun jika beberapa hari kedepan tidak ada hujan, maka ancaman lahan terbakar patut diwaspadai," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Antara pada Rabu sore, nampak satu unit helikopter melakukan "water bombing" di sejumlah lahan yang terbakar di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.

Sebelumnya BPBD Kalsel mengungkapkan ada 7 wilayah di Kalsel yang menyatakan status siaga darurat karhutla yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Balangan.

Wilayah rawan karhutla tersebut jadi prioritas penempatan personel Satuan Tugas (Satgas) Karhutla pusat yang dikomando Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat diterjunkan ke Kalsel.

Baca juga: Lokasi terbakar lahan gambut kawasan Tol Palindra terus dibasahi
Baca juga: APP Sinar Mas: wilayah konsesi telah pasang sekat kanal
Baca juga: BRG bangun 400 sumur bor di Sumsel


 

Pewarta: Firman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019