• Beranda
  • Berita
  • Kementan: Harga karet turun picu wabah gugur daun

Kementan: Harga karet turun picu wabah gugur daun

24 Juli 2019 21:17 WIB
Kementan: Harga karet turun picu wabah gugur daun
Surono, petani karet Desa Sigam Kayal Sari Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim, menabur pupuk di sekitar tanaman karetnya, Minggu (29/4). (ANTARA News Sumsel/Dolly Rosana/Ang/18/)

Menurunnya ketahanan pohon akibat ketidakmampuan petani merawat kebun sesuai standar. Ini terjadi akibat menurunnya harga karet pada level rendah dalam rentang waktu yang lama

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengatakan turunnya harga karet menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan atau wabah penyakit gugur daun atau cendawan Pestalotiopsis sp yang melanda sekitar 381,9 hektare perkebunan karet di Indonesia.

Menurut Kasdi, harga karet yang turun membuat daya beli petani terhadap pupuk juga turun. Akibatnya, kebun karet dirawat seadanya yang kemudian sangat rentan terhadap penyakit.

"Menurunnya ketahanan pohon akibat ketidakmampuan petani merawat kebun sesuai standar. Ini terjadi akibat menurunnya harga karet pada level rendah dalam rentang waktu yang lama," ujar Kasdi dalam konferensi pers di Kemenko Bidang Perekonomian Jakarta, Rabu.

Baca juga: Penyakit gugur daun tanaman karet mewabah di Sumsel

Berdasarkan data dari Tokyo Commodity Exchange (TOCOM), harga karet mentah untuk kontrak penjualan Juli 2019 mencapai 229,2 yen/kilogram (kg). Capaian itu naik dari rata-rata pengiriman pada Maret 2019 sebesar 187,4 yen per kg.

Sementara dari data Kementerian Perdagangan harga karet pada April 2019 mencapai 1,4 dolar AS per kilogram dari sebelumnya 1,2 dolar AS per kilogram. Namun kenaikan itu dianggap masih terlalu lemah.

Kementerian Pertanian memprediksi produksi karet hingga akhir 2019 akan menurun hingga 15 persen dari total kontribusi produksi sekitar 3,68 juta ton per tahun.

Baca juga: Produksi karet diprediksi turun hingga 15 persen

Ia mengatakan luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,6 juta hektare dan lahan terdampak serangan jamur yang tercatat Januari-Juni 2019 mencapai 10 persennya atau 381,9 ribu hektare.

Dari rincian luas lahan yang terserang penyakit itu, 232,4 ribu hektare berkategori berat dan 149,6 ribu hektare berkategori ringan.

"Apalagi sekitar 85 persen perkebunan karet di Indonesia didominasi perkebunan rakyat," kata dia.

Baca juga: Pemerintah upayakan cegah penyebaran serangan jamur tanaman karet

Upaya pemerintah dalam membantu petani mengendalikan penyakit tersebut dengan memberikan bantuan fungisida heksakonazol atau propikanozol.

"Pemerintah juga memberikan bantuan pupuk untuk meningkatkan ketahanan tanaman karet terhadap serangan penyakit cendawan itu," ujarnya.

Baca juga: Gugur daun membuat produksi karet Sumut diprediksi turun 50 persen

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019