• Beranda
  • Berita
  • Produksi karet Sumsel melorot 60 persen akibat penyakit gugur daun

Produksi karet Sumsel melorot 60 persen akibat penyakit gugur daun

25 Juli 2019 16:27 WIB
Produksi karet Sumsel melorot 60 persen akibat penyakit gugur daun
Perkebunan karet rakyat (Antara News Sumsel/Sahrul Manda Tikupadang)

ika kebun sebelahnya tidak dibersihkan maka inangnya akan kembali lagi

Produksi karet Sumatera Selatan melorot tajam hingga 60 persen pada triwulan I/2019 akibat mewabahnya penyakit gugur daun sejak 2018.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Arpian di Palembang, Kamis, mengatakan penyakit gugur daun dari penyebaran jamur Pestalotiopsis sp ini diperkirakan telah memapar sekitar 80-90 persen lahan perkebunan karet milik petani rakyat.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sumsel, produksi karet hanya sekitar 583.000 ton per triwulan I/2019. Sementara sebelumnya, sepanjang 2017—2019 produksi karet petani berkisar 971.479 ton.

Rudi menjelaskan luasan kebun yang terserang gugur daun di Sumsel mencapai 787.903 hektare dari total sekitar 1,3 juta hektare luasan kebun karet di daerah tersebut. Sementara, khusus per triwulan I/2019 serangan telah melanda 400.000 hektare kebun karet petani. “Kondisi itu diakibatkan gulma yang ada di kebun karet sudah menjadi inang. Sehingga cepat menyebar,” kata dia.

Menurutnya, pemda telah berupaya membantu petani karet untuk mengatasi penyakit gugur daun. Salah satunya berupa bantuan pupuk untuk 4.000 hektare kebun karet yang tersebar di 7 kabupaten.

Ketujuh kabupaten tersebut merupakan sentra karet, yakni Banyuasin seluas 600 hektare, Musi Banyuasin 600 hektare, Ogan Komering Ilir (OKI) 500 hektare, Muara Enim 600 hektare, Ogan Ilir 600 hektare, Ogan Komering Ulu (OKU) 500 hektare dan Kabupaten Musi Rawas 600 hektare.

"Namun upaya pencegahan dan penanggulangan tidak cukup, karena yang paling efektif adalah dengan gerakan pembersihan gulma atau sanitasi lingkungan secara massa. Jika kebun sebelahnya tidak dibersihkan maka inangnya akan kembali lagi,” kata Rudi.

Penyakit gugur daun ini sudah mewabah karena sudah memapar sebagian besar perkebunan karet di Sumsel dengan luas total 1,3 juta hektera dengan produksi sekitar 1 juta ton karet per tahun. Hal ini disebabkan mudahnya penyebarannya yakni melalui media udara, yang mana spora akan diterbangkan oleh angin.

Secara teori, penyakit gugur bunga ini dapat dikendalikan namun lantaran keterbatasan dana yang dimiliki petani mengingat harga karet sudah jatuh sejak 2013 membuat keadaan ini sulit diatasi.

Baca juga: Kementan: Harga karet turun picu wabah gugur daun
Baca juga: Penyakit gugur daun tanaman karet mewabah di Sumsel

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019