Perusahaan perkebunan sawit milik negara PT Perkebunan Nusantara V menggandeng Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dalam upaya percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas dan kemandirian ekonomi petani sawit.Apa yang kita berikan hari ini, itu yang akan kita lihat hasilnya enam bulan mendatang
"PTPN V sangat 'concern' dengan petani sawit. Karena faktanya CPO (Crude Palm Oil) kami per hari ini di atas 50 persen dari buah (sawit, red.) rakyat," kata Direktur Utama PTPN V Jatmiko K. Santosa di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan PTPN V memiliki rencana panjang untuk membantu petani meningkatkan produktivitas dan kualitas yang setara dengan standar perusahaan perkebunan milik negara terbesar di "Bumi Lancang Kuning" tersebut sehingga petani akan memiliki kemandirian ekonomi pada masa mendatang.
Untuk itu, PTPN V menggandeng Apkasindo mempercepat peremajaan sawit yang kini gencar dilakukan perusahaan yang segera melantai di bursa saham itu. Kerja sama PTPN V dan Apkasindo diawali dengan penandatanganan kerja sama di Kantor PTPN V di Jalan Rambutan, Kota Pekanbaru, Jumat siang.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Umum Apkasindo Gulat Medali Emas Manurung serta Pembina Apkasindo Mayjen TNI (Purn) Erro Kusnara.
Jatmiko menjelaskan pemerintah telah memberikan hadiah istimewa kepada petani sawit, yakni melalui program Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS). Melalui program tersebut, setiap petani berhak mendapat bantuan dana peremajaan sawit Rp25 juta.
Akan tetapi, dia mengatakan jika petani dibiarkan swadaya melakukan peremajaan tanpa pendampingan, maka dikhawatirkan akan menjadi "bumerang" bagi mereka.
"Yang kami khawatirkan, yang tadinya kebijakan pemerintah, hadiah pemerintah kepada petani Rp25 juta, itu bisa jadi malapetaka buat petani kalau tidak hati-hati," ujarnya.
Oleh karena itu, PTPN V dan Apkasindo akan bergandengan tangan membantu petani meningkatkan produktivitas melalui peremajaan, sumber daya manusia, peningkatan kemitraan, dan kelembagaan pekebun.
Jatmiko menjelaskan PTPN V memiliki pemikiran bahwa sawit seperti karma yang instan.
"Apa yang kita berikan hari ini, itu yang akan kita lihat hasilnya enam bulan mendatang," ujarnya.
Saat ini, terdapat plasma PTPN V yang berhasil mengerek produktivitas hingga 18 ton per hektare, sedangkan sebagian besar petani swadaya masih jauh dari angka tersebut dan angka rata-rata produktivitas perusahaan.
Melalui program tersebut, diharapkan kesenjangan produktivitas yang kini terjadi antara perusahaan dan petani dapat dipangkas. Petani di kemudian hari bisa memperoleh produktivitas yang baik dan menjadi penyuplai PTPN V untuk menghasilkan CPO berkualitas.
Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Medali mengaku persamaan visi antara PTPN V dan asosiasi yang ia pimpin menjadi alasan jalinan kerja sama tersebut.
Dia mengatakan secara garis besar PTPN V memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan petani sesuai harapan pemerintah.
"Apkasindo memiliki tugas untuk membangun kelapa sawit indonesia. Apkasindo juga akan mendorong petani untuk bermitra dengan PTPN V karena sangat membantu dalam meraih tujuan organisasi dan meraih harapan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Baca juga: Peremajaan sawit rakyat di Sumsel sasar 14.900 hektare
Baca juga: Asosiasi minta pemerintah permudah syarat peremajaan sawit rakyat
Baca juga: Pakar: Perkuat kelembagaan dan peremajaan tingkatkan produksi sawit
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019