Rupiah melemah 32 poin atau 0,23 persen menjadi Rp14.009 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.977 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat, mengatakan, The Fed diprediksi akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, bukan 50 basis poin, dalam pertemuan kebijakan yang berakhir pada 31 Juli 2019 mendatang kendati pemangkasan sebanyak tiga kali di tahun ini masih terbuka lebar.
"Namun, ada pandangan yang berkembang bahwa langkah tersebut mungkin terjadi tidak sebanyak yang diperkirakan sebelumnya, bukan awal dari siklus pelonggaran utama," ujar Ibrahim.
Pada Kamis (25/7) lalu, terjadi lonjakan pesanan barang modal AS. Data tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi bank sentral AS untuk segera memberikan pernyataan resmi tentang suku bunga acuan guna mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi AS.
Pasar kini menantikan rilis pertumbuhan ekonomi AS pada Jumat (26/7) waktu setempat. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan melambat menjadi 1,8 persen pada kuartal kedua dari 3,1 persen pada kuartal sebelumnya.
Dari eksternal lainnya, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya. Gubernur ECB Mario Draghi memberikan pesan yang kuat, meski tetap membuka peluang menurunkan suku bunga serta mengaktifkan kembali program pelonggaran stimulus, tetapi ECB tidak akan terlalu agresif dalam pelonggaran stimulus.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.000 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.013 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.001 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.986 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah ditutup menguat 20 poin, The Fed diyakini lebih "dovish"
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 27 poin
Baca juga: Rupiah melemah, kembali melampaui Rp14.000
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019