"Setidaknya Indonesia butuh tiga spektrum untuk mengadopsi teknologi 5G. Tapi untuk skenario normal, spektrum 3,5 GHz sudah siap secara ekosistem di Indonesia dibanding spektrum lain," kata Kepala Divisi Teknologi Huawei Indonesia Vanness Yew dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Huawei, menurut Vanness, telah memberikan dukungan kepada operator-operator seluler di Indonesia terkait uji coba 5G seperti bekerjasama dengan Telkomsel mencoba frekuensi 26 GHz pada Mei 2017.
Direktur Strategi Teknologi Komunikasi dan Informatika Huawei Indonesia Mohamad Rosidi berharap Indonesia dapat mengadopsi teknologi 5G secara massal pada 2020 sejalan dengan penerapan pada pasar global.
"Adopsi teknologi digital di Indonesia dapat berjalan dengan cepat karena infrastruktur sudah ada, terutama dengan kehadiran aplikasi-aplikasi teknologi keuangan (fintech), multimedia realitas virtual (virtual reality) dan realitas tambahan (augmented reality), serta Internet untuk segala (Internet of Things)," kata Rosidi.
Rosidi mengatakan adopsi jaringan 5G di kota-kota besar di Indonesia akan lebih cepat karena infrastruktur telekomunikasi sudah terbangun sejak lama.
"Kami percaya pemerintah akan memberikan keputusan yang bijak terkait spektrum mana yang akan dipakai untuk adopsi awal 5G. Keputusan itu juga terkait dukungan perangkat-perangkat yang bekerja pada jaringan 5G," katanya.
Namun, Huawei lebih mendorong harmonisasi spektrum telekomunikasi seluler di Indonesia sebelum implementasi teknologi komunikasi generasi kelima itu.
"Saat ini, Indonesia dihadapkan dengan tantangan alokasi frekuensi atau spektrum untuk 5G. Rentang C-Band (3300-4200 dan 4400-5000 Mhz) muncul sebagai kandidat frekuensi utama untuk 5G di negara-negara lain karena keseimbangan optimal antara jangkauan dan kapasitas dalam hal biaya implementasi," kata Rosidi.
Baca juga: Qualcomm-Tencent berkolaborasi buat ponsel gaming 5G
Baca juga: Inggris tunda keputusan libatkan Huawei dalam jaringan 5G
Baca juga: Huawei luncurkan ponsel 5G pertama pada akhir Juli
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019