Mari bersama-sama melakukan gerakan pencegahan dan menjaga alam dari kebakaran hutan dan lahan. Kita jaga alam maka alam akan menjaga kita
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan Kongres V PDI Perjuangan yang akan diselenggarakan di Bali 8 Agustus 2019, akan mengambil tema Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya.
"Kongres V PDI Perjuangan mengambil tema Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya dengan subtema Mewujudkan PDI Perjuangan sebagai Partai Pelopor," kata Hasto dalam konferensi pers pra-kongres, di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Kamis.
Baca juga: PDIP sebut Pilkada Jatim 2020 banyak tantangan
Baca juga: Politikus PDIP sebut pengajuan calon menteri prerogatif ketua umum
Baca juga: Pengamat: NasDem sedang "menakut-nakuti" PDIP dan Jokowi
Hasto mengatakan tema Kongres V PDI Perjuangan mengandung makna bahwa soliditas partai melalui langkah kaderisasi kepemimpinan partai secara terlembaga dan sistemik, telah membangun sejumlah kesadaran.
Kesadaran itu yakni, kesadaran ideologi Pancasila, kesadaran politik untuk berdedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara, kesadaran organisasi partai untuk terus kedepankan kepentingan kolektif dan semangat gotong royong dari kepentingan orang perorangan dan kelompok serta kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat.
Dia mengatakan PDI Perjuangan akan solid bergerak, bersifat aktif dan progresif guna menegaskan tujuan berpartai sebagai obor penerang di dalam gerak kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Sementara subtema Kongres V PDIP, Mewujudkan PDI Perjuangan sebagai Partai Pelopor memiliki makna bahwa PDIP meletakkan dasar bekerjanya sebagai partai pelopor yang kemudian mengedepankan disiplin dalam teori, berorganisasi dan dalam pergerakan di tengah rakyat.
"Ini menjadi ciri utama partai pelopor, karena disiplinnya, karakternya," kata Hasto.
Hasto mengatakan, agar tugas sebagai partai pelopor tersebut dapat berjalan maka wajah politik PDI Perjuangan harus lah wajah yang berkebudayaan.
Sebab, kata dia, politik sejatinya adalah membangun peradaban Indonesia Raya, guna mewujudkan peran strategis Indonesia di dalam membangun suatu tatanan dunia baru sebagaimana disampaikan dalam pidato Bung Karno: To Build The World A New.
"Gerakan kebudayaan ini yang kami kedepankan karena kami melibat revolusi mental harus terus dijalankan. Tidak ada bangsa besar tanpa disiplin, tanpa bangga atas kebudayaannya, tanpa bangga terhadap jati dirinya sebagai bangsa merdeka," ujar Hasto.
Lebih jauh Hasto menyampaikan guna menjalankan agenda strategis PDI Perjuangan sebagai pengusung utama pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin, maka atas penggunaan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Kongres V dipercepat.
Menurut dia, percepatan tersebut tidak hanya untuk menyesuaikan agenda strategis pemerintahan negara.
Namun juga untuk melakukan konsolidasi, baik konsolidasi ideologi, politik, organisasi, kader dan konsolidasi seluruh sumber daya partai agar dapat memenuhi tanggung jawabnya di dalam membangun masa depan bangsa dan negara menuju masyarakat adil dan makmur yang dicita-citakan bersama.
"Dengan mengingat pentingnya konsolidasi partai tersebut, maka Kongres V telah dipersiapkan melalui tahapan evaluasi, konsolidasi, dan sinkronisasi program," jelasnya.
Sejauh ini DPC PDIP di 514 kabupaten/kota telah mengadakan konferensi cabang dan DPD PDIP di 33 provinsi sudah mengadakan konferensi daerah.
"Tinggal Provinsi Aceh yang akan mengadakan Konferda pada tanggal 3 Agustus 2019. Aceh terlambat karena kami mengedepankan semangat merangkul tokoh masyarakat, kami terbuka. Di sana kami menemukan tokoh mempunyai militansi dan kompetensi dengan komitmen Pancasila dan NKRI begitu besar," paparnya.
Hasto menegaskan konsolidasi menuju Kongres V dengan pembentukan struktur DPC dan DPD Partai yang baru tersebut, dijalankan dengan sepenuhnya menjalankan ideologi Pancasila, melalui serangkaian psikotes serta penilaian secara berjenjang baik vertikal dan horisontal, dan meniadakan voting sebagai cara pengambilan keputusan.
Dengan pendekatan ideologis tersebut Hasto menegaskan tidak ada politik uang dalam pembentukan kepengurusan partai.
"Bahkan PDIP berani menegaskan melalui tata cara demokrasi Pancasila yang dipraktekkan dengan cara musyawarah dan gotong-royong tersebut, maka proses konsolidasi berjalan dengan demokrastis sesuai kepribadian bangsa, memperkuat soliditas partai dan biaya paling efektif dan efisien dibandingkan dengan Partai lain," ujar dia.
Baca juga: PDIP Jakarta siapkan program bantuan hukum untuk rakyat kecil
Baca juga: Akademisi sebut Frans Lebu Raya layak ditempatkan sebagai tokoh PDIP
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019