Nilai eskpor Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Juni 2019 tercatat 119,99 juta dolar AS atau mengalami penurunan 9,27 persen dibanding dengan ekspor Mei 2019 yang tercatat 132,25 juta dolar AS.Sementara volume ekspor kita pada Juni 2019 tercatat 621.930 ton atau mengalami penurunan sebesar 21,80 persen dibanding dengan ekspor Mei 2019 yang tercatat 795.280 ton
Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Sulawesi Tenggara, Suriyanti Toar di Kendari, Kamis, mengatakan total ekspor Sultra selama Januari-Juni 2019 mencapai 5.346.850 ton atau senilai 772,35 juta dolar AS.
"Sementara volume ekspor kita pada Juni 2019 tercatat 621.930 ton atau mengalami penurunan sebesar 21,80 persen dibanding dengan ekspor Mei 2019 yang tercatat 795.280 ton," ujarnya.
Baca juga: Sultra butuh tingkatkan pembangunan infrastruktur untuk genjot ekspor
Menurut Suriyanti, nilai impor Sultra pada periode yang sama 2019 tercatat 42,57 juta dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 52,56 persen dibanding impor Mei 2019 yang tercatat 89,74 juta dolar AS. Sementara volume impor Juni 2019 tercatat 62.820 ton atau mengalami penurunan sebesar 77,75 persen dibanding impor Mei 2019 yang tercatat 282.400 ton.
Dengan demikian, total impor Sultra Januari-Juni 2019 mencapai 722.380 ton atau senilai 297,22 juta dolar AS.
Baca juga: BPS: ekspor Sultra Mei naik 94,63 persen
Lebih jauh Suriyanti Toar mengatakan Sulawesi Tenggara dengan segala potensi sumber daya alam (SDA) sangat mempunyai peluang dalam perdagangan luar negeri yang tercermin dalam statistik ekspor dari tahun ke tahun alami peningkatan.
Data ekspor yang diperoleh melalui dokumen Pemberitahuan Ekpor Barang (PEB) dari Bea dan Cukau, komoditas yang selama ini menjadi andalan Sultra antara lain besi dan baja serta bermacam hasil laut. Sedangkan negara tujuan ekspor tersebar pada benua Asia, Australia dan negara Eropa.
Untuk diketahui bahwa ekspor Sultra dapat dibeadakan berdasrkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung. Jika dicermati perkembangannya, nilai ekspor Sultra pada Juni 2019 mengalami peningkatan 13,45 persen dibanding Mei 2019 yaitu dari 95,65 juta dolar AS menjadi 108,51 juta dolar AS.
Sedangkan, volumenya mengalami penurunan 20,99 persen dari 781.150 ton pada Mei 2019 menjadi 617.210 ton pada Juni 2019.
Baca juga: Kelapa sawit memiliki nilai ekonomis tinggi
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019