DPRD sebut pembangunan ITF perlu waktu

1 Agustus 2019 19:26 WIB
DPRD sebut pembangunan ITF perlu waktu
Kontraktor ITF (Intermediate Treatment Facility) Sunter melakukan pengetesan tanah di lahan ITF Sunter, Jakarta Utara, Kamis (1/8/2019). (Antara/Livia Kristianti)
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Mohammad Taufik menyatakan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara, membutuhkan waktu yang cukup lama, karena itu adalah sesuatu yang baru.

"Memulai sesuatu yang baru itu perlu waktu. Pilihan teknologinya perlu cermat," kata Taufik ketika ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis.

Baca juga: Ini alasan pembangunan ITF Sunter tertunda

Baca juga: DLH DKI kebut pembangunan 4 ITF rampung 2022


Taufik mengatakan masyarakat tidak seharusnya membandingkan sampah yang dihasilkan Jakarta dengan yang ada di Surabaya karena volume sampah yang dihasilkannya jauh berbeda.

"Satu hari di Surabaya hanya 500 ton, sedangkan Jakarta bisa mencapai 7.500 ton per hari," ucapnya.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan, pembangunan ITF tidak sederhana, apalagi itu juga terkait cara mengolah sampah menjadi energi dan bisnis.

"Harus ada kepastian energinya mau dibeli siapa, kalau produknya tidak ada yang beli bagaimana," tuturnya.

Fasilitas dengan biaya pembangunan triliunan rupiah ini, diperkirakan akan mampu menghasilkan listrik 35 megawatt dari pengolahan sampah sebanyak 2.200 ton per hari dengan pembakaran 800 derajat, yang direncanakan sebagai pemasukan daerah bekerja sama bersama PLN.

Baca juga: Anggota DPRD desak Pemprov DKI serius tangani masalah sampah

Hingga saat ini, hanya ada satu, yakni ITF Sunter yang sedang dikerjakan proses pembangunannya. Fasilitas yang didanai dari investor asing itu diperkirakan bisa mulai beroperasi pada 2022.

Namun Taufik memastikan pada 2021, ITF sudah rampung sehingga bisa menampung sampah Jakarta yang mencapai 7.500 ton per hari.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD DKI, Bestari Barus mendesak Pemprov DKI untuk mempercepat proses pembangunan ITF karena Bantargebang sudah tidak bisa menampung sampah pada 2021.

"Bantargebang di 2021 sudah tidak lagi mampu menampung sampah DKI yang paling sedikit 7.500 ton, maka Pemprov DKI harus melakukan lompatan percepatan," kata Bestari.

Baca juga: Pembangunan ITF Sunter mulai dikerjakan

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019