Populo mengangkat batik lewat pendekatan desain internasional dengan bermain lewat pola, penggunaan warna, dan siluet.
Koleksi fesyen dibuat dengan metode ramah lingkungan dan berkelanjutan. Populo Batik menggunakan kain organik campuran lyocell dan lyocell-cotton untuk koleksi terbaru ini.
Koleksi black on black yang dikembangkan oleh Davy diwarnai (dye) dengan sistem pengelolaan air dengan PH netral, sementara koleksi white on white oleh Populo dicapai tanpa proses pewarnaan. Pola batik juga dibuat melalui proses berbasis air dengan menggunakan tinta berbasis resin, bukan PVC.
“Zilingo bangga dapat mendukung Populo Batik dalam misi mereka untuk melestarikan seni pengerjaan Batik Indonesia. Keramahan lingkungan dan keberlanjutan adalah nilai-nilai umum yang kami berdua junjung tinggi,” kata Sarah Humaira, VP and Head of B2C Marketing, Zilingo, dalam siaran pers, Minggu.
Sarah mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan setiap bisnis dalam rantai pasokan mode dengan peluang untuk berkembang secara global, beroperasi secara efisien serta berkembang secara bertanggung jawab.
Melalui koleksi yang menampilkan unsur-unsur Batik yang tak lekang oleh waktu, dia ingin menegaskan kembali komitmennya dalam memastikan keberlanjutan dalam industri fesyen.
Koleksi batik "Now" akan tersedia secara eksklusif di Zilingo mulai September 2019, diikuti dengan peluncuran koleksi pakaian pada Oktober 2019.
Baca juga: Masuki bulan kemerdekaan, Presiden Jokowi membatik Garuda Nusantara
Baca juga: Kemenperin lahirkan 'startup' kerajinan dan batik
Baca juga: Mengenal 40 motif batik betawi Terogong di Jakarta Selatan
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019