Raja Ali Haji dijadikan nama museum Kota Batam

17 Oktober 2019 17:15 WIB
Raja Ali Haji dijadikan nama museum Kota Batam
Wali Kota Batam, Provinsi Kepri Muhammad Rudi (Naim)

Pemerintah Kota Batam akhirnya menetapkan Raja Ali Haji sebagai nama museum, karena merupakan pahlawan nasional

Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau memberi nama museum kota itu dengan nama pahlawan nasional Raja Ali Haji, yang berjasa di bidang sastra dan bahasa.

"Sudah kami tetapkan kemarin, namanya Raja Ali Haji, mengambil dari nama pahlawan nasional asal Kepri," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi di Batam, Kamis.

Raja Ali Haji dikenal dunia melalui karya-karyanya di bidang sastra dan bahasa, satu di antaranya yang paling fenomenal adalah Gurindam 12.

Wali Kota mengatakan, Lembaga Adat Melayu (LAM) dan tim dari pemerintah kota merekomendasikan tiga nama tokoh Kepri untuk diabadikan sebagai nama museum, yaitu Raja Ali Haji, Raja Ali Fisabilillah dan Raja Ali Kelana.

"Pemerintah Kota Batam akhirnya menetapkan Raja Ali Haji sebagai nama museum, karena merupakan pahlawan nasional," katanya.

Di Kepri, terdapat tiga pahlawan nasional, yaitu Raja Ali Haji, Raja Ali Fisabilillah yang namanya sudah diabadikan pada nama Jembatan I Barelang dan Sultan Mahmud Riayat Syah yang sudah diabadikan sebagai nama masjid agung di Batam.

Pemkot memilih nama Raja Ali Haji sebagai nama museum, karena namanya belum digunakan pada bangunan kota.

Dalam kesempatan itu, wali kota meminta agar tim segera mengisi museum dengan barang-barang bersejarah.

"Harus dilengkapi barang-barang sejarah, ini harus digali betul dari sejarah," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan pihaknya masih dalam tahap mengumpulkan barang-barang bersejarah.

Saat ini, pihaknya sudah mengumpulkan setidaknya 130 lembar foto perjalanan perkembangan Batam sejak zaman Kesultanan Riau Lingga.

"Foto-foto sudah lengkap, sejak zaman Riau Lingga, sampai masa Nong Isa, Temenggung Abdul Djamal, masa Jepang, Khasanah Melayu, masa Otorita Batam, masa kota administrasi, masa otonomi," kata dia.

Pihaknya juga akan memasukkan sejarah pembangunan infrastruktur di Batam sejak dulu, hingga kini di era Wali Kota Muhammad Rudi.

Selain itu, akan ada juga segmen MTQ, karena bangunan museum merupakan bangunan astaka MTQ Nasional 2014.

Baca juga: Mengunjungi makam Bapak Bahasa Raja Ali Haji

Baca juga: Delapan prodi Universitas Maritim Raja Ali Haji diterbitkan

Baca juga: Gurindam Dua Belas, warisan nasihat dari Pulau Penyengat


Baca juga: Umrah resmi menjadi universitas negeri

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019