DPRD DKI Jakarta mempertanyakan koordinasi antara Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), terkait pembabatan pohon besar di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, Senin ini.Seharusnya ini kan ada regulasinya, apalagi pohon umur tertentu, masa main potong
"Seharusnya ini kan ada regulasinya, apalagi pohon umur tertentu, masa main potong. Ini kan kaitannya macam-macam, ada Dinas Bina Marga, lalu ada Dinas Pertamanan. Ini sistemnya bagaimana, harusnya kan koordinasi, karena kita mau potong di depan rumah aja harus ke PTSP, menyiapkan pergantian pohon dan lain-lain, apalagi pohon tua," kata anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Yuke menilai penebangan pohon yang berhubungan dengan penataan trotoar di Cikini dan masuk dalam Kegiatan Strategis Daerah (KSD) DKI Jakarta, seharusnya memiliki langkah yang lebih bijak dengan tidak membabat habis pohon-pohon itu.
Baca juga: Pohon berbunga cantik akan ditanam di Cikini
"Seharusnya ada langkah lebih bijak karena kan kalau dilihat lingkarannya, itu pohon yang ditebang adalah pohon yang gak mungkin setahun dua tahun, puluhan tahun mungkin. Sekarang kan banyak caranya, bisa dipindahkan walau butuh alat. Kalau sudah mati dan mengganggu boleh, tapi kan ini masih baik," ucapnya.
Pemprov DKI Jakarta sendiri mengatakan bahwa di Cikini nantinya akan diganti dengan pohon baru bernama Tabebuia yang disebut untuk menyerap polutan dan mempercantik kota, menggantikan pohon angsana dan beringin yang sudah melindungi Jalan Cikini sejak lama.
"Katanya mau diganti, tapi butuh berapa lama mau kayak gitu. Harusnya gak membabi buta membabat habis. Kami harap Pemprov ini sadar, jangan diulang di tempat lain, sebisa mungkin dijaga karena di Jakarta kan susah dengan lahan terbatas ini. Seharusnya sebisa mungkin diselamatkan mau dipindah kek, mau bagaimana kek, jangan dibabat habis," ujarnya.
Baca juga: Penebangan pohon di Cikini untuk peremajaan
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini juga mengatakan nantinya dewan Kebon Sirih akan menanyakan lagi konsep yang dilakukan Pemprov untuk menata trotoar diiringi dengan penebangan pohon.
Namun dirinya belum bisa memastikan kapan akan dilakukan karena saat ini masih dalam pembahasan KUA-PPAS 2020.
"Mereka kan buat trotoar, tapi kalau merapikan itu kan ada cara lebih baik dan bijak. Tapi untuk memanggil khusus terkait ini, belum dalam waktu dekat karena bahasan masih KUA-PPAS, mungkin pas rapat kerja lebih detil, kita akan panggil khususnya terkait trotoar dan pohon bagaimana. Karena Bina Marga kan 20 persen anggarannya adalah penataan trotoar, berarti ada kemungkinan kayak gini lagi, harus difikirkan caranya," ucap dia menambahkan.
Baca juga: Pohon-pohon di trotoar Cikini ditebang, warga keluhkan panas
Diketahui, delapan pohon berusia tua yang berada di trotoar dekat Stasiun Cikini ditebang untuk pelebaran jalur pejalan kaki di kawasan yang termasuk dalam Kegiatan Stategis Daerah (KSD).
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan penebangan pohon di trotoar Cikini dilakukan untuk peremajaan pohon pelindung.
"Penebangan tersebut dilakukan sebagai upaya Dinas Kehutanan dengan jajaran Suku Dinas Kehutanan di bawahnya untuk peremajaan pohon pelindung menggantikan pohon pelindung yang sebelumnya, " kata Suzi di Jakarta, Senin.
Baca juga: DKI Jakarta remajakan pohon pelindung Cikini untuk bersihkan udara
Suzi Marsitawati mengatakan pohon berbunga dengan warna menarik akan menggantikan pohon Angsana dan Beringin yang ditebang di sepanjang trotoar di kawasan Cikini.
"Nanti kita akan ganti dengan Tabebuia," kata Suzi Marsitawati.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019