• Beranda
  • Berita
  • Menperin sebut industri tekstil dan pakaian tumbuh paling tinggi

Menperin sebut industri tekstil dan pakaian tumbuh paling tinggi

6 November 2019 17:41 WIB
Menperin sebut industri tekstil dan pakaian tumbuh paling tinggi
Aktivitas pekerja di industri tekstil dan pakaian. ANTARA/HO-Kementerian Perindustrian/aa.

Kinerja gemilang industri tesktil karena sejalan dengan tingginya permintaan di pasar domestik, yang tercermin dari peningkatan produksi di sentra produksi tekstil dan pakaian jadi, khususnya wilayah Jawa Barat

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor manufaktur yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi pada triwulan III-2019 sebesar 15,08 persen, yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional 5,02 persen pada periode yang sama.

“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri tekstil dan pakaian merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang diprioritaskan pengembangannya terutama dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menperin menegaskan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional semakin kompetitif di kancah global karena telah memiliki daya saing tinggi. Hal ini didorong lantaran struktur industrinya sudah terintegrasi dari hulu sampai hilir.

“Kinerja gemilang industri tesktil karena sejalan dengan tingginya permintaan di pasar domestik, yang tercermin dari peningkatan produksi di sentra produksi tekstil dan pakaian jadi, khususnya wilayah Jawa Barat,” ungkapnya.

Baca juga: Menperin optimistis industri tekstil berpotensi bangkit kembali

Agus menuturkan, pihaknya juga proaktif memacu ekspor produk TPT nasional. Sebab, selain sebagai sektor padat karya, industri TPT memiliki orientasi ekspor.

Oleh karena itu, beberapa langkah strategis dijalankan, antara lain mendorong perluasan akses pasar serta merestrukturisasi mesin dan peralatan.

“Jadi untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Misalnya, memudahkan ketersediaan bahan baku dan pasokan energi,” sebutnya.

Selain itu, pemerintah tengah menyelesaikan aturan perlindungan (safeguard). Aturan tersebut, akan diterapkan dengan mengenakan bea masuk pada produk tekstil yang berasal dari luar negeri.

Tujuannya untuk menjadi benteng pertahanan dari serbuan impor produk tekstil sehingga dinilai dapat melindungi industri nasional.

Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi industri pakaian jadi mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen.

Baca juga: Kemenperin: Pemulihan tekstil perlu didukung industri mesin

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor dari industri TPT nasional akan menembus hingga 15 miliar dolar AS sepanjang 2019.

Sektor manufaktur lainnya, yang juga mampu melampaui pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019, di antaranya adalah industri makanan dan minuman tumbuh hingga 8,33 persen.

Hal ini didukung oleh peningkatan produksi CPO yang sejalan dengan peningkatan konsumsi domestik CPO untuk memenuhi kebutuhan kebijakan B20.

Selanjutnya, industri kertas, barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman yang tumbuh signifikan sebesar 6,94 persen, sejalan dengan permintaan luar negeri yang tercermin dari peningkatan ekspor.

Berikutnya, industri furnitur tumbuh sebesar 6,93 persen karena didukung oleh permintaan luar negeri yang tercermin dari peningkatan ekspor.

Baca juga: Indef: Kebijakan penyelamatan industri tekstil harus komprehensif

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019