Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi mengatakan siapa pun calon ketua umum Partai Golkar pasti akan dirangkul Presiden Jokowi.
"Sebagai capres yang diusung Golkar sebagai salah satu partai pengusung, Jokowi akan sadar untuk tetap merangkul seluruh kader Golkar yang maju sebagai ketua umum," kata Ari di Jakarta, Senin.
Lagipula, tambah Ari, siapa pun yang terpilih sebagai ketua umum dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar nanti tidak akan mengubah dukungan partai itu kepada pemerintahan Jokowi.
"Siapa pun yang menjadi ketua umum, entah Airlangga Hartarto atau Bambang Soesatyo misalnya, Golkar tetap berpihak dan nyaman di tubuh koalisi," ujar Ari.
Oleh karena itu, menurut Ari, terlalu prematur bila pujian Presiden Jokowi kepada Airlangga pada HUT Ke-55 Golkar dianggap sebagai restu atau dukungan bagi Airlangga untuk memimpin kembali Partai Golkar.
"Saya tidak melihat dan menganggap Jokowi terlibat dengan restu merestui siapa yang akan menjadi ketua umum Partai Golkar mendatang," ujarnya.
Menurut Ari, Jokowi akan defisit secara politis jika terjebak dengan pemihakan terhadap salah satu kandidat ketua umum Golkar.
Memilih Airlangga dan mencampakkan Bamsoet misalnya, akan sangat tidak strategis karena Bamsoet adalah Ketua MPR.
"Sebaliknya andai Jokowi merestui Bamsoet menjadi pemimpin Golkar akan berdampak fatal mengingat dukungan arus bawah terhadap Airlangga juga tidak bisa dianggap enteng," ujar Ari.
Baca juga: Nusron Wahid yakin tak ada "restu-restuan" Jokowi bagi ketum Golkar
Baca juga: Pengamat ingatkan Airlangga tak terbuai pujian Jokowi
Baca juga: Golkar senang atas keyakinan Jokowi terhadap kepemimpinan Airlangga
Baca juga: Timses Bamsoet nilai Airlangga harus fokus jadi Menko Perekonomian
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019