Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan upaya repatriasi warga Rohingya di daerah Cox Bazar, Bangladesh penting untuk segera dilakukan.Kita melihat bahwa repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat merupakan prioritas. Karena sudah terlalu lama, lebih dari 1 juta orang berada dalam situasi yang tidak baik di Cox Bazar
"Kita melihat bahwa repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat merupakan prioritas. Karena sudah terlalu lama, lebih dari 1 juta orang berada dalam situasi yang tidak baik di Cox Bazar," kata Retno dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta pada Rabu.
Menurut dia, Indonesia telah berdialog dengan Bangladesh maupun Myanmar atas hal tersebut.
Baca juga: Bangladesh selamatkan 122 warga Rohingya dari perahu tenggelam
Retno menambahkan ASEAN pun sepakat untuk mendirikan satuan tugas ad hoc di Sekretariat ASEAN untuk memantau implementasi kesepakatan kerja sama.
"Presiden menyampaikan dalam pertemuan ASEAN bahwa Indonesia akan berkontribusi bagi berdirinya ad hoc task force di Sekretariat ASEAN. Kita ingin bahwa persiapan repatriasi cepat diselesaikan, repatriasi dapat segera dilakukan," ujar Menlu Retno.
Para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah menyepakati pembentukan gugus tugas ad hoc untuk membantu proses repatriasi pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar.
Baca juga: Langkah baru ASEAN untuk membantu repatriasi pengungsi Rohingya
Gugus tugas tersebut akan bekerja di bawah Sekretariat ASEAN untuk mengawasi pelaksanaan rekomendasi penilaian kebutuhan awal (preliminary needs assessment/PNA) berdasarkan laporan tim Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan (AHA Centre) bersama Tim Tanggap Darurat dan Penilaian ASEAN (ERAT).
Kesepakatan tersebut telah dicapai dalam Pertemuan Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-35 ASEAN di IMPACT Arena, Nonthaburi, Thailand, Sabtu (2/11).
Baca juga: Myanmar sambut pembentukan satgas ASEAN bantu repatriasi Rohingya
Baca juga: Myanmar diadukan ke Mahkamah Internasional terkait genosida Rohingya
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019