Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mendiskusikan program-program kerja sama bilateral bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi, baik yang sedang berjalan maupun yang akan direncanakan setelah restrukturisasi kementerian dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menjadi Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/BRIN.Kemristek/BRIN saat ini berusaha mewujudkan inovasi dengan cara menghilirisasikan aktivitas riset ke arah komersial melalui tiga prioritas.
Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Sabtu, Menristek Bambang Brodjonegoro menerima kunjungan Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste pada Jumat (27/12) dan dalam pertemuan itu Menristek Bambang mengatakan Kemristek/BRIN saat ini berusaha mewujudkan inovasi dengan cara menghilirisasikan aktivitas riset ke arah komersial melalui tiga prioritas.
Ketiga prioritas yakni memenuhi kebutuhan inovasi yang dibutuhkan masyarakat, antara lain seperti dari kalangan nelayan dan petani; mempromosikan dan atau menciptakan inovasi yang dapat menghasilkan nilai tambah; dan berupaya untuk lebih meningkatkan konten lokal dalam penciptaan teknologi dan inovasi di Indonesia.
Baca juga: Inggris sediakan jutaan dolar untuk pendidikan Indonesia
Baca juga: Indonesia-Prancis kerjasama di bidang pendidikan tinggi dan riset
Sehubungan dengan Nota Kesepahaman (MoU) bidang Riset dan Inovasi yang telah habis masa berlakunya pada Juli 2019, Indonesia dan Inggris berencana untuk memperpanjang MoU tersebut dan merampungkannya pada Januari 2020.
Duta Besar Owen Jenkins menyampaikan sejumlah agenda berkenaan dengan program-program Newton Fund seperti Newton Prize yang akan diselenggarakan di Jakarta pada 14 Januari 2020 dan di London pada 12 Februari 2020.
"Saya mengundang Bapak Menristek/Kepala BRIN untuk dapat hadir pada kedua kegiatan tersebut dan memberikan informasi tentang perkembangan kebijakan Iptek dan inovasi, serta program prioritas Kemenristek/BRIN lima tahun ke depan," kata Duta Besar Owen Jenkins.
Selain itu, Duta Besar Owen Jenkins juga menyampaikan bahwa Kedutaan Besar Inggris di Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan Attaches Networks. Kegiatan Attaches Networks akan mempertemukan para science attache dari negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Belanda, Australia dan New Zealand.
Baca juga: Antara teken kerjasama riset publik dengan Wellbeing Institute
Baca juga: Dubes RI dorong kolaborasi riset dengan perusahaan China
Kegiatan itu bertujuan untuk memahami struktur organisasi, prioritas dan arah kebijakan Kemristek/BRIN, antara lain perizinan penelitian asing (foreign research permit), sehingga negara-negara yang tergabung dalam pertemuan tersebut dapat berkontribusi secara maksimal dalam bekerja sama dengan Kemristek/BRIN.
Menanggapi undangan itu, Menristek Bambang berusaha hadir atau mengutus Deputi Menteri bidang Riset dan Pengembanhan (Risbang) untuk hadir dan menjelaskan secara detail tentang peraturan terkait perizinan peneliti asing.
"Indonesia akan mendukung kerjasama penelitian bersama-sama mitra asing berdasarkan "mutual benefit", jadi tentu saja kementerian kami tidak akan mempersulit perizinan penelitian asing, asal peneliti asing mengikuti prosedur yang berlaku. Saya akan menugaskan Deputi Menteri Risbang dan jajarannya untuk mensosialisasikan kembali peraturan tersebut secara berkesinambungan," kata Menristek Bambang.
Baca juga: Indonesia Australia berkomitmen kerjasama riset
Baca juga: Perguruan tinggi Indonesia harapkan kerja sama riset Huawei
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019