Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk magang hingga tiga semester di dunia industri, organisasi nirlaba, maupun organisasi lainnya melalui kebijakan Kampus Merdeka....selama ini pendidikan tinggi tidak melatih kemampuan adaptif mahasiswa. Mendikbud mengibaratkan perguruan tinggi hanya melatih satu gaya berenang dan dilakukan di kolam renang, bukan mengajarkan banyak gaya renang dan juga dilatih di laut bebas.
"Poin keempat dari Kampus Merdeka adalah memberikan hak belajar tiga semester di luar kampus," ujar Nadiem saat peluncuran Kampus Merdeka di Jakarta, Jumat.
Nadiem menjelaskan selama ini pendidikan tinggi tidak melatih kemampuan adaptif mahasiswa. Mendikbud mengibaratkan perguruan tinggi hanya melatih satu gaya berenang dan dilakukan di kolam renang, bukan mengajarkan banyak gaya renang dan juga dilatih di laut bebas.
"Jadi kami mengubah sistem untuk jenjang sarjana, sehingga nanti ketika mereka lulus bisa bersaing di dunia kerja," jelas dia.
Baca juga: Mendikbud luncurkan kebijakan Kampus Merdeka
Nadiem juga menyinggung saat ini banyak lulusan pendidikan sarjana yang bekerja di tempat yang bukan bidang kerjanya. Sebagian besar, bekerja sesuai dengan program studi yang dipelajarinya di bangku perkuliahan.
"Jadi apa kebijakan kita, dari delapan semester jenjang sarjana, kami memberikan kesempatan tiga semester bisa diambil di luar program studi. Ini bukan pemaksaan. Kalau mau 100 persen di luar program studi silahkan, tapi kalau tidak juga tidak apa-apa," tambah dia.
Nadiem menjelaskan opsi itu menjadi pilihan bagi mahasiswa, namun menjadi kewajiban bagi kampus untuk memberikannya.
Untuk lama waktu magangnya, lanjut Nadiem, yakni minimal dua semester dan maksimal tiga semester.
Baca juga: Nadiem : Semua pihak bertanggungjawab dengan pendidikan tinggi
Pelaksanaannya sendiri, lanjut Nadiem, diserahkan pada kesiapan kampus. Untuk aturannya sudah ada Permendikbudnya.
"Kementerian dan Rektor berhak menyetujui program di luar kampus baik itu magang di industri, pertukaran mahasiswa, magang di organisasi nirlaba, berkontribusi ke desa maupun mengajar di daerah terpencil," tambah dia.
Nadiem menegaskan dengan program Kampus Merdeka tersebut, pihaknya menciptakan era baru pendidikan tinggi yang melibatkan masyarakat.
Baca juga: Kemendes sambut baik program Kampus Merdeka Nadiem Makarim
Selain perpanjangan waktu magang, tiga poin dari Kampus Merdeka tersebut yakni otonomi bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Swasta (PTS) untuk melakukan pembukaan atau pendirian program studi (prodi) baru.
Kemudian program reakreditasi yang bersifat otomatis untuk seluruh peringkat dan bersifat sukarela bagi perguruan tinggi dan prodi yang sudah siap naik peringkat. Akreditasi yang ditetapkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) tetap berlaku selama lima tahun namun akan diperbaharui secara otomatis.
Selanjutnya, kebebasan bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) untuk menjadi PTN Badan Hukum (PTN BH). Kemendikbud akan mempermudah persyaratan PTN BLU dan Satker untuk menjadi PTN BH tanpa terikat status akreditasi.
Baca juga: Mendikbud tegaskan eksperimen penting untuk pendidikan
Baca juga: Mendikbud: Lompatan pendidikan tak akan selesai dalam lima tahun
Alasan Presiden pilih Nadiem Makarim sebagai Mendikbud
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020