• Beranda
  • Berita
  • Harus profesional, anak-anak tidak boleh susur sungai, sebut BNPB

Harus profesional, anak-anak tidak boleh susur sungai, sebut BNPB

24 Februari 2020 19:30 WIB
Harus profesional, anak-anak tidak boleh susur sungai, sebut BNPB
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo saat diwawancarai di Jakarta, Senin (24/2/2020). ANTARA/Muhammad Zulfikar/pri.

Susur sungai ini harus profesional. Kemudian ada tim kerjanya yakni ada tim bagian hulu, tim bagian tengah serta tim peringatan bencana kalau ada apa-apa sehingga bisa segera diinformasikan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan kegiatan susur sungai tidak boleh dilakukan oleh anak-anak, melainkan harus dari kalangan profesional atau ahli di bidang tersebut.

"Susur sungai ini harus profesional. Kemudian ada tim kerjanya yakni ada tim bagian hulu, tim bagian tengah serta tim peringatan bencana kalau ada apa-apa sehingga bisa segera diinformasikan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo di Jakarta, Senin.

Penegasan tersebut disampaikan terkait ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai pada Jumat (21/2).

Ia mengatakan ada standar khusus yang harus dipenuhi dalam kegiatan susur sungai termasuk pula tidak boleh dilakukan saat musim hujan.

Sehingga, katanya, susur sungai mesti dilakukan saat sebelum musim hujan. Di lokasi susur sungai tersebut nantinya dilakukan kegiatan pembersihan sungai dari seluruh hambatan yang ada.

Hambatan tersebut, kata dia, adalah yang menghadang aliran air dari hulu sampai hilir sehingga bisa lancar dan tidak menyebabkan banjir.

"Jadi misalnya ada sampah, ya dibersihkan. Jika ada hambatan-hambatan apapun, dibersihkan sehingga aliran air bisa lancar hingga ke hilir," katanya.

Sementara itu, untuk keseluruhan proses evakuasi di Yogyakarta, ia mengatakan sudah selesai pada Minggu (23/2). Akibat kejadian tersebut, 10 orang meninggal dunia dan semuanya perempuan.

"Semuanya sudah dimakamkan dan seluruh tim evakuasi sudah kembali ke unsur masing-masing," katanya.

Ia mengatakan dalam kegiatan susur sungai sebenarnya harus menggunakan perlengkapan tertentu termasuk pelindung. Namun, kemungkinan standar keamanan itu tidak dilakukan oleh pihak sekolah.


Apalagi, dalam kegiatan tersebut lebih banyak diikuti oleh siswa, sementara gurunya hanya sedikit dan kemungkinan tidak ada koordinasi dengan pihak keamanan. Hal ini menyebabkan tidak ada pengamanan dan informasi yang cukup, demikian Agus Wibowo.

Baca juga: Pakar sarankan anak-anak-remaja tidak susur sungai

Baca juga: Bupati Sleman sesalkan susur sungai saat musim hujan

Baca juga: Sultan HB X yakin Kepsek SMPN 1 Turi bakal terkena sanksi

Baca juga: Pemkab Sleman berikan santunan korban kecelakaan sungai SMPN 1 Turi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020