"Faktor inilah (imunitas) yang menentukan kesembuhannya," kata dia dalam telekonferensi di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, pemerintah masih menunggu berita tentang obat atau vaksin dari para penelitian-penelitian yang dilakukan di seluruh dunia.
Baca juga: RSPI ungkap layanan percepat penyembuhan pasien isolasi corona
Baca juga: Tahu informasi corona justru bikin cemas? Coba lakukan ini
Baca juga: Cara jaga imunitas tubuh
"Kita berharap kerja keras dari semua ahli virus. Mudah-mudahan bisa memberi hasil dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga kita juga kemudian bisa menggunakan itu bersama," katanya.
Ia mengatakan penelitian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan menghimpun semua ahli virus masih belum mendapatkan satu standar kesepakatan yang bisa dijadikan standar dunia terkait spesimen pengobatan yang definitif terhadap COVID-19.
Berbagai uji coba juga telah dilaksanakan di berbagai negara seperti di China dan Thailand yang mencoba menggunakan terapi antiretroviral (ART). Namun, sejauh ini penelitian-penelitian tersebut belum menghasilkan penemuan obat yang definitif untuk mengobati virus tersebut.
Oleh karena itu, menurut dia, yang paling penting adalah bagaimana melakukan upaya untuk mencegah dan menghentikan penyebaran virus SARS-COV-2, penyebab penyakit COVID-19.
"Ini menjadi lebih penting dibandingkan dengan hanya sekedar menunggu ditemukannya obat dan vaksin yang definitif," katanya.*
Baca juga: Kenali faktor-faktor yang pengaruhi kekebalan tubuh
Baca juga: Pemerintah yakin COVID-19 sudah terkendali April 2020
Baca juga: Pemerintah: 71 orang yang kontak dengan kasus 01-02 negatif COVID-19
Pewarta: Katriana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020