kami belum akan berangkat melaut
Gelombang pasang menerjang puluhan warung milik pedagang di sepanjang Pantai Jakat, Kota Bengkulu, Kamis, yang menjadi salah satu wisata pantai terpopuler.
"Gelombang ini terus tinggi dan semakin besar, hari ini mulai menerjang warung-warung milik para pedagang," kata Joni, salah satu pedagang yang ditemui di lokasi.
Ia mengaku beruntung saat ombak mulai meninggi, ia tidak berada di warung tersebut.
Tingginya gelombang di perairan Bengkulu ini juga membuat nelayan setempat tak berani melaut.
Bahkan akibat badai ini, sebuah perahu nelayan sempat terombang ambing di tengah laut karena kesulitan mengarahkan perahu, namun beruntung perahu nelayan ini bisa selamat sampai ke daratan.
"Kami belum akan berangkat melaut kalau kondisi gelombang dan ombak seperti sekarang," kata Ujang salah satu nelayan di Pantai Berkas, Bengkulu.
Baca juga: Dihantam gelombang, banjir rob terjang Pantai Payangan Jember-Jatim
Baca juga: Waspadai gelombang capai 4 meter di perairan Aceh
Sementara itu, Kepala BMKG Bengkulu, Klaus Johannes Apoh Damanik menyebut, berdasarkan perkiraan ketinggian gelombang di perairan Bengkulu saat ini mencapai dua hingga tiga meter.
Ia memprediksi, gelombang tinggi masih akan terjadi sampai akhir bulan ini dan gelombang pasang air laut yang tinggi juga terjadi di beberapa daerah lain, disebabkan kondisi cuaca serta beberapa faktor lainnya termasuk arah dan kecepatan angin.
"Saat ini diperkirakan kecepatan angin 5 hingga 15 knot. Dengan kecepatan tersebut, bukan hanya bisa menyebabkan gelombang tinggi, tetapi juga badai," demikian Johannes.
Baca juga: Diterjang gelombang, ratusan "gazebo" di pantai Gunung Kidul-DIY rusak
Baca juga: Nelayan di Gunung Kidul diimbau tidak melaut karena gelombang tinggi
Baca juga: Gelombang 6-7 meter landa perairan laut NTT
Pewarta: Carminanda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020