Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan akan berfokus kepada tujuh provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2020, kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Ruandha Agung Sugardiman.Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat menjadi fokus karena memiliki lahan gambut dan berpotensi jika terbakar kabut asapnya akan melintas ke negara tetangga
"Pengendalikan kebakaran hutan juga kena dampak penghematan karena untuk pandemi COVID-19. Tapi bukan terus kami tidak bekerja, tapi mengupayakan dana yang ada kami optimalkan untuk kegiatan di lapangan yang lebih prioritas. Oleh karena itu kita utamakan tujuh provinsi," kata Ruandha dalam diskusi daring Pojok Iklim KLHK yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Tujuh provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Riau menjadi fokus karena memiliki dua puncak musim kemarau dengan kebakaran yang sudah terjadi sejak Januari 2020 dan puncak pertama pada Februari-Maret sudah berhasil dilalui dengan baik.
Selain itu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat menjadi fokus karena memiliki lahan gambut dan berpotensi jika terbakar kabut asapnya akan melintas ke negara tetangga.
Untuk Kalimantan Tengah dan Selatan selain lahan gambut, di daerah tersebut memiliki potensi musim kemarau yang sangat kering. Di Kalimantan Timur sendiri selain gambut terdapat juga potensi "self ignitation" (kebakaran spontan) jika suhu panas akibat cadangan batu bara di daerah tersebut.
KLHK sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan karhutla di tujuh provinsi tersebut sejak awal 2020, dengan upaya pemadaman di Riau sudah dilakukan sejak 2 Januari 2020 disertai dengan patroli, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan bom air.
Selain tujuh provinsi menjadi fokus, terdapat enam wilayah lain yang menjadi perhatian untuk waspada karhutla yaitu Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, dan Papua.
Upaya pencegahan karhutla di tengah pandemi COVID-19 tetap dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan, demikian Ruandha Agung Sugardiman.
Baca juga: BNPB sebut enam tantangan tangani karhutla 2020
Baca juga: Riau tetapkan status siaga darurat Karhutla hingga Oktober 2020
Baca juga: Walhi Sumsel prediksi terjadi karhutla lebih parah
Baca juga: Hingga April 2020, BPBD Bengkalis tangani lima kasus Karhutla
Baca juga: Bencana alam periode Januari - Mei 2020 di Sumsel meningkat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020