• Beranda
  • Berita
  • Wakil Ketua MPR sebut Bung Karno ingin Pancasila jadi ideologi dunia

Wakil Ketua MPR sebut Bung Karno ingin Pancasila jadi ideologi dunia

8 Juni 2020 18:33 WIB
Wakil Ketua MPR sebut Bung Karno ingin Pancasila jadi ideologi dunia
Tangkapan layar Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah saat menjelaskan posisi Pancasila dengan ideologi dunia, dalam web seminar Peringatan Hari Lahir Pancasila yang mengangkat tema "Pancasila Dalam Gotong Royong Menuju Indonesia Maju". (ANTARA/ Abdu Faisal)

Kepribadiannya bangsa Indonesia itu, jauh lebih sesuai, jauh lebih cocok, sesuatu itu yang kami berikan nama Pancasila

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Ahmad Basarah mengatakan Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno) ingin Pancasila menjadi ideologi dunia.

Cara Bung Karno mewujudkan tujuannya adalah dengan mengenalkan nilai-nilai keluhuran Pancasila dibandingkan ideologi lainnya, dalam pidatonya pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 30 September 1960 berjudul 'Membangun Dunia Kembali' (To Build The World Anew).

"Bung Karno mengatakan bahwa dari Indonesia, lahir sesuatu yang berbeda yang tidak mengimami atau mengikuti dua ideologi yang diungkapkan filsuf Inggris Betrand Russell (Komunisme dan Liberalisme/Kapitalisme). Dia lebih tinggi. Sesuatu yang lahir dari saripatinya kebudayaan bangsa Indonesia. Kepribadiannya bangsa Indonesia itu, kata Soekarno, jauh lebih sesuai, jauh lebih cocok, sesuatu itu yang kami berikan nama Pancasila," kata Basarah, saat mengisi web seminar Hari Lahir Pancasila yang ditayangkan di akun Youtube Kementerian PANRB, Senin.
Baca juga: Bamsoet: TNI penjaga kedaulatan ideologi Pancasila


Lebih lanjut, Basarah menjelaskan, jika dibandingkan dengan ideologi khilafah, Pancasila juga lebih cocok dengan bangsa Indonesia. Hal itu dikarenakan Pancasila memiliki sila Persatuan Indonesia.

Di dalam ideologi khilafah ala Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ ISIS), kata Basarah, tidak mengakui adanya wilayah teritorial suatu negara bangsa. Khilafah juga tidak mengakui nasionalisme suatu bangsa, karena ingin membentuk satu pan-nasionalisme yang dipimpin oleh seorang khalifah.

"Bangsa Indonesia patut bersyukur, karena Pancasila memiliki sila Persatuan Indonesia. Jika dari Pulau Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote bersatu, bangsa Indonesia dengan identitas ke-Indonesiaan tanpa membedakan apa sukunya, apa agamanya, apa etnisnya, dan lain sebagainya," kata Basarah lagi.

Pancasila yang diakui merupakan konsensus yang telah disepakati oleh pendiri negara dengan menghapus tujuh kata dalam sila pertama Piagam Jakarta yakni '... dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya'. Ketujuh kata itu mengikuti kata 'Ketuhanan Yang Maha Esa.

Konsensus itu pula yang mewujudkan Persatuan Indonesia hingga sekarang.

Selain itu, Pancasila memiliki sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Adanya sila itu dipandang Basarah telah membuat ideologi Pancasila lebih tinggi daripada ideologi Liberalisme/Kapitalisme karena dalam Liberalisme/Kapitalisme, ekonomi dikuasai oleh kaum pemilik modal.

Ketinggian derajat nilai yang dimiliki bangsa Indonesia dalam Pancasila itu yang ingin diperkenalkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno.
​​​​​​​
Sementara itu, menurut Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyudi, Pancasila adalah ideologi bangsa sekaligus ideologi persatuan yang merupakan hasil mufakat bangsa Indonesia yang dapat membuat bangsa terbebas dari dua perang dunia.

Perang dunia yang pertama berhasil dilalui Indonesia dengan Pancasila adalah Perang Dunia Kedua (World War II) dan perang dunia kedua adalah perang pandemi COVID-19.

"Pancasila itu merupakan mukjizat ideologi unik. Ideologi alternatif yang ditawarkan Bung Karno. Alasannya satu, karena Pancasila itu mampu mempersatukan ideologi yang bertarung dan menjadi pembebas bangsa Indonesia. Hebatnya lagi, kebebasan itu terjadi di tengah kecamuk Perang Dunia Kedua sampai perang hari ini terkait umat manusia yang melibatkan angkatan militer negara," kata Yudian.
Baca juga: MPR: RUU HIP perkuat Pancasila sebagai ideologi bangsa


Yudian menjelaskan, dulu bangsa Indonesia yang sudah terjajah ini akhirnya bisa menyatakan merdeka pada 1945 di tengah kecamuk Perang Dunia Kedua karena adanya Pancasila.

Lalu kini, bangsa Indonesia bisa melawan pandemi COVID-19 dengan adanya gotong royong yang merupakan dasar ideologi Pancasila.

Menurut Yudian, pengalaman bangsa Indonesia yang dulu, sekian ratus tahun terjajah karena kurangnya persatuan dan kesatuan. Hal itu pula yang mendasari bangsa ini melahirkan ideologi Pancasila.
​​​​​​​
"Sejak kelahirannya, Pancasila itu selalu berhadapan dengan masalah, konflik, dan sebagainya. Namun tetap mempersatukan dan menyelamatkan bangsa Indonesia," kata Yudian.
Baca juga: Akademisi ingatkan pentingnya program penguatan ideologi Pancasila

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020