Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan "rapid test" (tes cepat) COVID-19 bagi karyawan toko ritel maupun grosir pusat perbelanjaan daerah ini guna mempercepat penelusuran warga yang terindikasi terpapar virus corona jenis baru tersebut.Karyawan ritel dan grosir yang dites cepat tidak hanya mengambil beberapa sampel beberapa orang, melainkan semua pekerja yang tervalidasi di sektor bisnis perdagangan tersebut
"Untuk rapid test nanti kita juga akan menyasar kepada karyawan ritel dan grosir, dan hari Senin akan kita mulai di sebuah toko grosir di Piyungan yang notabene paling besar di Bantul," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja di Bantul, Ahad.
Menurut dia, langkah pemeriksaan cepat virus corona bagi karyawan ritel dan grosir itu sebagai antisipasi dan mencegah penularan lokal dan menjadi klaster penyebaran COVID-19 seperti yang dialami pusat perbelanjaan Indogrosir di wilayah Kabupaten Sleman.
"Makanya zonanya itu yang juga harus kita perhatikan untuk mencegah klaster baru, karena ritel dan grosir itu juga distributor produk dari mana-mana, makanya kita mengantisipasi itu," katanya.
Dia mengatakan, karyawan ritel dan grosir yang dites cepat tidak hanya mengambil beberapa sampel beberapa orang, melainkan semua pekerja yang tervalidasi di sektor bisnis perdagangan tersebut, setelah selesai di satu lokasi akan dilanjutkan ke lokasi pusat belanja lainnya.
"Kalau yang di grosir Piyungan total populasi, saya tidak mau hanya sampel, kemarin ada usulan bagaimana kalau 'sampling' saja, tapi saya tidak mau karena nanti tidak bisa menggambarkan potensi COVID-19, dan juga nanti yang lain iri, malah menjadi masalah," katanya.
Selain karyawan ritel dan grosir, kata dia, Dinkes Bantul juga akan melakukan rapid test COVID-19 kepada para pedagang pasar tradisional di Bantul, dengan dimulai dari pasar terbesar dan berlanjut ke pasar lain apabila nanti mempunyai sumber daya manusia (SDM) dan dukungan peralatan.
"Kalau yang sudah ditentukan wajib rapid test, makanya saya minta bantuan lurah pasar dan Satpol PP, nanti mudah-mudahan Kepala Dinas Perdagangan dan lurah pasar bisa memberi edukasi, karena ini untuk kita semua, baik pedagang, penjual dan masyarakat semua," katanya.
Sementara itu, untuk kasus COVID-19 di Bantul yang diperbarui tim Gugus Tugas Percepatan Penangangan COVID-19 hingga Sabtu (20/6) malam, kasus positif secara akumulasi sebanyak 67 orang.
Sedangkan yang telah dinyatakan sembuh 57 orang, kasus positif meninggal dua orang, sehingga pasien positif yang masih rawat inap ada delapan orang, demikian Budi Raharja.
Baca juga: Indogrosir Sleman jadi klaster baru penularan COVID-19 di DIY
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di DIY naik 244 orang dari klaster penjual ikan
Baca juga: Dinkes: 80 persen pasien positif COVID-19 di Bantul tidak bergejala
Baca juga: Kontak erat dengan positif COVID-19, 250 warga Bantul-DIY "rapid test"
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020