"Terdapat enam sektor motor penggerak ekonomi yakni pajak, agribisnis, pariwisata, kesehatan, ekonomi digital, dan ekspor tenaga kerja. Dari sektor-sektor itu, kecuali pajak, kami menyiapkan 600 modul dari semester satu hingga semester delapan. Modul itu akan dikawal Ditjen Dikti yang akan dijadikan moda kegiatan penggerak ekonomi Indonesia," ujar Paristiyanti dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan penyusunan modul tersebut akan dikawal langsung perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, agar ekonomi Indonesia kembali bangkit dan bergerak maju.
Baca juga: Kemendikbud lakukan pendataan mahasiswa PTS terdampak COVID-19
Modul dari lima program studi tersebut akan dibagikan di situs sistem pembelajaran daring, sehingga semua mahasiswa dan dosen bisa mengakses modul yang sudah dikoordinasikan dengan asosiasi program studinya. Dia berharap modul tersebut dapat memiliki standar nasional.
"Untuk semester depan pada jenjang pendidikan tinggi masih menggunakan sistem pembelajaran daring," jelas dia.
Sejumlah upaya dilakukan oleh Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas pembelajaran daring, mulai dari peningkatan kompetensi dosen yang dilatih secara daring hingga kerja sama dengan sejumlah vendor agar kampus bisa menyelenggarakan pembelajaran daring dengan baik.
Kemendikbud juga telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada kampus, untuk memberikan bantuan pulsa kepada mahasiswa agar bisa melakukan pembelajaran daring.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud, Prof Aris Junaidi, mengatakan pihaknya melakukan pelatihan daring untuk dosen untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran daring.
Baca juga: Legislator apresiasi kebijakan Kemendikbud bantu sektor pendidikan
"Pembelajaran jarak jauh saat ini menjadi keharusan, dan kami mengadakan pelatihan berseri dengan banyak tema yang diikuti para dosen," kata Aris.
Dengan pelatihan tersebut, Aris berharap pembelajaran jarak jauh dapat berlangsung produktif dan capaian mata kuliah dapat terselesaikan sesuai target.
"Inovasi pembelajaran digital dan modul, ini menjadi program prioritas. Inovasi akan mendorong peningkatan akses terhadap sumber belajar dan materi bermutu."
Kemendikbud akan memberikan hibah pada program studi yang menunjukkan aspek keunggulan inovatif dalam pembelajaran, yang dapat dan mudah diakses secara daring oleh mahasiswa dari program studi lain di dalam perguruan tinggi yang sama maupun dari perguruan tinggi lain, dan program Studi yang mampu memanfaatkan beragam format materi ajar dan memuat interaksi dengan mahasiswa.
Hibah tersebut berupa insentif pada perguruan tinggi untuk pengembangan program studi menjadi Center of Excellent (CoE) dalam rangka implementasi kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka.
"Prodi CoE ini paling tidak ada di setiap provinsi sehingga bisa menjadi contoh bagi kampus lainnya. Prodi ini bisa menerapkan kebijakan Kampus Merdeka misalnya kerja sama dengan industri, magang hingga enam semester, KKN selama enam bulan dan kalau bisa itu diperpanjang tidak hanya empat SKS tapi kalau bisa 20 SKS. Prodi ini sudah ada sebenarnya di kampus yang memiliki akreditasi bagus maupun yang internasional," terang Aris.***3***
Baca juga: Kemendikbud : BOS dan BOP instrumen untuk memperlancar PJJ
Baca juga: Nadiem tegaskan PIP dan KIP Kuliah masih dikelola Kemendikbud
Baca juga: Kemendikbud : penting hasilkan guru yang berpusat pada murid
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020