Meski masih terjadi penularan lokal COVID-19 di Mimika, namun temuan kasus terkonfirmasi positif melalui pemeriksaan real time PCR jumlahnya semakin menurun. Di sisi lain angka kesembuhan pasien yang dirawat terus meningkat.
Terdapat tiga rumah sakit di Mimika yang menangani perawatan dan isolasi pasien COVID-19, yaitu RSUD Mimika, RS Tembagapura dan Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.
Data pada Posko Kesehatan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) COVID-19 Kabupaten Mimika, hingga Minggu (28/6) terdapat 308 pasien sudah sembuh dari infeksi penyakit corona jenis baru itu.
Sementara pasien yang masih dirawat sebanyak 75 orang, yaitu 37 pasien dirawat dan diisolasi di RSUD Mimika (termasuk Shelter Wisma Atlet Timika) dan 38 orang di RS Tembagapura.
Adapun jumlah kasus kematian akibat COVID-19 di Mimika hingga saat ini sebanyak enam orang atau 2 persen dari total kumulatif kasus.
Komitmen dan kepemimpinan
Juru Bicara TGTPP COVID-19 Kabupaten Mimika Reynold Ubra mengakui ada kemajuan dalam tata laksana penanganan COVID-19 di Mimika, terbukti dengan menurunnya temuan kasus baru terkonfirmasi positif, sementara jumlah pasien sembuh terus meningkat.
Kunci utama Mimika bisa melewati masa puncak pandemi COVID-19, katanya, lantaran adanya komitmen bersama semua pihak didukung dengan kepemimpinan daerah yang responsif dalam penanganan wabah pandemi global tersebut.
"Saya kira kunci utamanya, yaitu komitmen dan leadership. Artinya ada komitmen bersama antara pemerintah daerah, pihak swasta dan semua unsur terkait lainnya untuk bersama-sama bahu-membahu mengatasi permasalahan ini secara serius. Itu semua juga berjalan paralel dengan kepemimpinan daerah, dalam hal ini bupati, wakil bupati, forkopimda, dimana mereka semua satu suara," kata Reynold.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Mimika itu mengatakan dinkes sebagai leading sector di bidang kesehatan melibatkan semua fasilitas kesehatan, baik rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta untuk bersama-sama menangani pandemi COVID-19, mulai dari pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan, termasuk alat pelindung diri (APD) dan lainnya yang dibutuhkan.
Dalam penegakan aturan pembatasan sosial, Reynold menyebut semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Mimika terlibat secara langsung bekerja sama dengan aparat TNI, Polri, organisasi kemasyarakatan, paguyuban, relawan dan forum kerukunan umat beragama (FKUB).
Hal itu terlihat jelas saat pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial secara meluas (PSSM), pembatasan sosial diperluas dan diperketat (PSDD), pra-new normal atau normal baru hingga adaptasi gaya hidup baru yang diterapkan saat ini.
Faktor penting lainnya dalam upaya memutus mata rantai penularan COVID-19 di Mimika, yaitu dengan telah tersedianya fasilitas pemeriksaan secara mandiri untuk penegakan diagnosa kasus melalui pemeriksaan spesimen pada Laboratorium PCR pada Klinik Kuala Kencana milik PT Freeport Indonesia dan Laboratorium PCR RSUD Mimika.
"Setiap hari pasti ada pemeriksaan spesimen swab antara 100 sampai 110 spesimen yang bisa dikeluarkan dan diketahui hasilnya dalam waktu 24 jam dan langsung terkoneksi dengan sistem pelaporan kasus BNPB di Jakarta melalui Litbangkes Provinsi Papua di Jayapura," ujar Reynold.
Akhir pandemi COVID-19
Dari data-data yang ada saat ini menggambarkan bahwa situasi pandemi COVID-19 di Mimika agaknya sudah mulai memasuki masa akhir.
Dalam kondisi itu, meski masih potensial ditemukan adanya kasus baru, namun jumlahnya lebih lambat dibanding pada periode Maret hingga Mei lalu.
Pada 4 Juni lalu, angka reproduksi efektif penularan COVID-19 di Mimika berada pada angka 0,7, jauh menurun dibanding pada periode Maret hingga Mei yang berada pada angka 5, yaitu satu orang bisa menularkan ke lima orang lainnya.
"Dari data yang ada memberikan gambaran bahwa penularan itu sebetulnya sudah sangat melambat. Angka reproduksi 0,7 itu menggambarkan satu kasus hampir tidak bisa menularkan ke orang lain," kata Reynold.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Mimika-Papua diminta tetap isolasi mandiri
Meski begitu, Reynold tetap mengharapkan agar warga Mimika benar-benar mematuhi protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan pada air mengalir dengan sabun, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan orang.
Di sisi lain, katanya, tim kesehatan hingga kini terus meningkatkan kegiatan survailens dalam 24 jam untuk melakukan pelacakan kontak orang-orang yang memiliki kontak erat berisiko tinggi dengan kasus positif.
Baca juga: Penyebaran COVID-19 di Mimika melalui transmisi lokal
Tim kesehatan juga terus memperluas testing melalui pemeriksaan cepat anti bodi atau rapid test dan bagi yang hasilnya reaktif wajib melakukan isolasi mandiri dan selanjutnya dirujuk untuk melakukan pemeriksaan swab.
Freeport terapkan protokol kesehatan
Sebagaimana di Kota Timika yang sudah siap memasuki periode adaptasi gaya hidup baru, manajemen PT Freeport Indonesia juga memastikan lingkungan perusahaan mulai dari wilayah dataran tinggi, seperti Tembagapura hingga dataran rendah, seperti Kuala Kencana dan Pelabuhan Porsite Amamapare, siap memasuki kebijakan baru yang akan diterapkan di wilayah Kabupaten Mimika ke depan.
Baca juga: Delapan karyawan asli Papua terinfeksi COVID-19 di Tembagapura
Manajer External Corporate Communications PT Freeport Indonesia Kerry Yarangga mengatakan kunci utama dalam memasuki periode adaptasi hidup baru, yaitu dengan benar-benar menerapkan protokol kesehatan sebagaimana anjuran pemerintah.
"Ada dua prinsip utama yang dilakukan oleh PT Freeport sebagaimana pesan Presiden Direktur Tony Wenas kepada seluruh karyawan dalam memasuki adaptasi hidup baru, yaitu mematuhi imbauan pemerintah bahwa hidup normal baru, yaitu dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak itu diterjemahkan di semua tempat kerja kami, mulai dari dataran tinggi sampai di dataran rendah. Tim yang bekerja harus memastikan bahwa tiga perilaku hidup baru itu benar-benar dipraktikkan secara serius," ujarnya.
Di sisi lain, katanya, pimpinan perusahaan juga meminta seluruh karyawan agar memperhatikan nilai-nilai perusahaan, yaitu savety, integritas, komitmen, respek dan exelent.
"Semangat ini lebih pada menjaga keberlanjutan operasional perusahaan dalam kondisi aman," ujar Kerry.
Ia mengakui sejak awal pandemi COVID-19 melanda Mimika, kerja sama antara Pemkab Mimika melalui TGTPP COVID-19 dengan manajemen PT Freeport sangat baik dan selalu terkoordinasi.
Upaya pengendalian COVID-19 di lingkungan PT Freeport dilakukan melalui pencarian dan penelusuran kontak orang-orang yang memiliki hubungan erat berisiko tinggi dengan kasus positif, penegakan diagnosis dengan melengkapi alat-alat test, baik rapid test maupun PCR test.
Bahkan, PT Freeport secara khusus membeli dua peralatan PCR untuk pemeriksaan kasus COVID-19 yang khusus didatangkan dari Korea Selatan dan saat ini sudah beroperasi di Klinik Kuala Kencana sejak Mei lalu.
"Sejak kasus ini muncul sampai sekarang ini PT Freeport selalu ada bersama pemerintah dalam semangat kolaborasi untuk bersama-sama menangani COVID-19," kata Kerry.
Baca juga: Penanganan COVID-19 di areal PT Freeport didukung DPRP Papua
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020