"Beban kerja berat yang memicu terjadinya stres dan serangan jantung," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, konsultan kardiologi intervensi dan konsultan elektrofisiologi Eka Hospital Bekasi, Ignatius Yansen NG dalam diskusi via daring, Jumat.
Selain beban kerja, olahraga jenis kompetitif semisal tenis juga dapat menjadi pencetus masalah kesehatan yang bisa dialami orang berusia muda itu.
Baca juga: Alasan diabetes bisa berujung kematian mendadak
Baca juga: Minum Air Es Akibatkan Sakit Jantung, Ini Penjelasannya
Hal ini seperti yang dialami selebritas Jeremy Teti (53). Pria yang dulu dikenal publik sebagai presenter program berita itu mengaku sudah lama menggeluti olahraga tenis mengatakan pada tahun 2016 pernah tiba-tiba merasa pusing ditambah asam lambung naik di saat latihan.
"Pernah main tenis kayak keleyengan, kok kayak gempa bumi, asam lambung naik. Di situ perlahan-lahan minggir, menyandar di pagar, minum minuman panas lalu normal lagi. Beberapa hari kemudian syuting muntah-muntah sepajang jalan sampai rumah," kata Jeremy.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada penyumbatan di pembuluh darahnya, salah satunya terletak di bawah jantung. Jeremy lalu mendapatkan tindakan katerisasi hingga pemasangan ring di jantungnya.
Menurut Yansen, apa yang dialami Jeremy termasuk serangan jantung dengan gejala muntah, pusing akibat penyumbatan tiba-tiba pada pembuluh darah. Dia menuturkan, serangan jantung terkadang tidak harus ditandai gejala nyeri dada.
Baca juga: Bagaimana penanganan yang benar untuk sakit maag?
Baca juga: Jangan panik, begini cara menghadapi serangan jantung
"Orang awam suka bilang masuk angin, gejala seperti angin duduk, muntah-muntah, keleyangan, yang terjadi penyumbatan tiba-tiba pembuluh darah. Pembuluh darah yang kasih makan kesumbat akibatnya jantung tidak berfungsi dengan baik," kata Yansen.
Yansen menyarankan orang-orang melakukan gaya hidup sehat mulai dari konsumsi makanan sehat, tidur cukup, menghindari terkena faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes, hingga berolahraga rutin agar pembuluh darah tak menyempit dan berujung masalah jantung.
Menurut dia, olahraga yang sifatnya aerobik semisal bersepeda, berjalan cepat bisa menjadi pilihan yang baik untuk jantung
"Lakukan (olahraga) 3-5 kali seminggu dengan intensitas sedang, 30-45 menit di luar pemanasan dan pendinginan," demikian pesan Yansen yang juga menekankan pentingnya pemeriksaan jantung dini.
Baca juga: Sakit jantung kronis, mantan bos perusahaan sepeda Shimano meninggal
Baca juga: Tips aman berpuasa untuk penderita sakit jantung
Baca juga: Olahraga ideal untuk penderita sakit jantung saat puasa
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020