Selain melalui droplet, penularan virus corona penyebab COVID-19 diyakini dapat melalui aliran udara (airborne). Untuk itu penting menjaga kualitas udara di dalam ruangan tertutup.
"Bagaimana kita mengusahakan agar ruangan kita lebih sehat dalam artian jangan sampai memberi kesempatan kepada kuman dan virus menjadi subur untuk tumbuh di dalam ruangan, salah satunya ruangan tertutup," kata Ketua DRD DKI Jakarta Kemas Ridwan Kurniawan dalam seminar virtual "Strategi Peningkatan Kualitas Udara Lingkungan Kerja untuk Meminimalisir COVID-19" di Jakarta, Rabu.
Baca juga: LIPI: Tingkatkan sirkulasi udara ruang kerja di masa pandemi COVID-19
Kemas menuturkan ruangan tertutup yang tidak terkena sinar matahari dan tidak pernah terkena udara alami merupakan ruang yang menyebabkan kuman tumbuh dengan subur.
Oleh karena itu, langkah baiknya, meskipun menyalakan pendingin ruangan (air conditioner/AC), jendela tetap harus dibuka untuk memberi kesempatan kepada udara luar masuk ke dalam dan terjadi pertukaran udara.
"Jendela kita buka semua untuk memungkinkan supaya udara bisa bertukar dan juga ancaman dari virus bisa keluar," tuturnya.
Selain itu, alat pembersih udara juga dapat digunakan untuk mensterilkan udara di dalam ruangan terutama untuk mengeliminasi virus dan bakteri.
Salah satu alat pembersih ruangan yang bisa digunakan adalah ATTACT (Airbone nano-Trapping Technology for Anti COVID Treatment).
Baca juga: Ruang kerja dengan sirkulasi udara tidak baik picu penambahan kasus
Baca juga: Dokter Reisa sarankan rumah dan kantor punya sirkulasi udara baik
ATTACT adalah teknologi purifikasi udara karya anak bangsa yang diperuntukkan untuk mencegah tersebarnya virus penyebab COVID-19 melalui airborne di dalam ruangan tertutup.
Teknologi itu dikembangkan dari hasil kolaborasi riset antara Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), PT Nanobubble Karya Indonesia dan Dewan Riset Daerah Jakarta (DRD Jakarta).
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020