• Beranda
  • Berita
  • Merkel sebut Jerman akan perketat pembatasan COVID-19

Merkel sebut Jerman akan perketat pembatasan COVID-19

30 September 2020 13:59 WIB
Merkel sebut Jerman akan perketat pembatasan COVID-19
Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk sidang majelis rendah di parlemen Jerman Bundestag, di Berlin, Jerman, Rabu (30/9/2020). ANTARA/REUTERS/Hannibal Hanschke/aa.
Jerman akan membatasi jumlah pertemuan dan mendenda orang-orang yang melanggar aturan pelacakan dalam upaya menahan penyebaran virus corona selama musim gugur dan musim dingin, kata Kanselir Angela Merkel pada Selasa (29/9) waktu setempat.

Pembatasan akan ditargetkan, karena penutupan lebih lanjut secara menyeluruh perlu dihindari "dengan segala cara", katanya setelah konferensi dengan para pemimpin 16 negara bagian Jerman.

Ia menambahkan bahwa menjaga perekonomian tetap berjalan menjadi prioritas.

Menurut standar Eropa, Jerman sejauh ini mengalami tingkat infeksi dan kematian yang relatif rendah selama pandemi COVID-19, tetapi Merkel mengatakan kasus dapat mencapai 19.200 per hari jika tren saat ini berlanjut.

Negara itu melaporkan 2.089 kasus virus corona pada hari Selasa, sehingga total menjadi 287.421, dengan 9.471 kematian, kata Institut Robert Koch untuk penyakit menular.

"Kita telah belajar banyak dan melewati musim panas dengan baik, tetapi kita tahu waktu yang lebih sulit ada di depan - musim gugur dan musim dingin - dan kenaikan bertahap, peningkatan infeksi yang signifikan di beberapa daerah, menjadi perhatian," kata Merkel kepada wartawan.

Baca juga: Jerman catat 1.430 infeksi baru corona dalam 24 jam

Baca juga: Jerman nyatakan daerah di 11 negara Eropa berisiko tinggi COVID-19


Dia mengatakan "strategi titik panas (hotspot)" akan membatasi peserta pesta pribadi menjadi 25 orang dan publik menjadi 50 orang di daerah di mana tingkat infeksi virus corona mencapai 35 per 100.000 selama tujuh hari.

Jika angkanya mencapai 50 per 100.000, perayaan pribadi akan dibatasi untuk 10 orang dan yang di publik menjadi 25 orang.

Ekonomi Jerman mengalami kontraksi 9,7 persen pada kuartal kedua karena pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, dan perdagangan ambruk pada puncak pandemi COVID-19.

Pemerintahan Merkel telah meluncurkan berbagai langkah stimulus yang dibiayai dengan pinjaman baru. Pemerintah dan para ekonom berharap stimulus itu akan membantu proses pengembalian pertumbuhan ekonomi yang signifikan selama 2021.

"Kami ingin bertindak secara regional, secara spesifik, daripada menempuh langkah penutupan lagi di seluruh negeri - hal ini harus dicegah dengan segala cara," kata Merkel.

Kasus infeksi virus corona telah meningkat di Jerman selama berminggu-minggu tetapi perdana menteri negara bagian berselisih tentang tindakan apa yang tepat untuk dilakukan, karena adanya variasi dalam kasus regional COVID-19.

Merkel mengatakan prioritas lain adalah agar sekolah tetap buka. Orang yang memberikan identitas palsu ke restoran akan didenda 50 euro (sekitar Rp875 ribu), dan akan dilakukan pekerjaan untuk meningkatkan ventilasi di gedung-gedung selama musim dingin.

Baca juga: Hampir 8 persen warga di pusat wabah Jerman terinfeksi corona

Baca juga: Menkes: Jerman mampu cegah gelombang kedua corona

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020