"Anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan dalam situasi bencana seperti ini," ucap Chief of Humanitarian and Resilience Program YSTC Dino Satria, dalam keterangan tertulis YSTC, diterima di Palu, Jumat.
Anak-anak, kata Dino Satria, memiliki kebutuhan khusus yang berbeda dengan orang remaja dan dewasa, dalam situasi darurat bencana alam gempa.
Apalagi gempa bumi yang mengguncang wilayah Majene, Mamuju dan sekitarnya terjadi di tengah masa pandemi COVID-19, sehingga respons atau penanggulangan terhadap kaum rentan sangat berbeda dalam situasi darurat.
Baca juga: Pemkab Sigi segera kirim logistik untuk penyintas gempa Sulbar
"Mereka memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi. Terlebih gempa ini terjadi di tengah situasi pandemi," kata Dino Satria.
Ia menyebut Save the Children atau YSTC bersama mitra lokal yang ada di Sulawesi Barat saat ini akan melakukan penelitian cepat di lapangan terkait kebutuhan anak dan kaum rentan lainnya.
"Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak-anak dan keluarga mereka setelah gempa yang terjadi semalam," ungkap dia.
Dia mengatakan berdasarkan hasil penelitian itu nantinya YSTC akan merancang bantuan untuk anak-anak yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
"Semoga anak-anak tetap dapat terlindungi dan terpenuhi hak-hak mereka dalam situasi darurat ini.” ujar Dino Satria.
Wilayah Majene di Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB diguncang gempa dengan magnitudo 6,2.
Gempa bumi tersebut masih merupakan rangkaian gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 WIB. Hingga pukul 06.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 28 kali gempa bumi di wilayah tersebut.
Baca juga: Seorang korban gempa Mamuju berhasil dievakuasi
Baca juga: Lantamal VI Makassar kirim rumah sakit terapung ke Sulbar
Baca juga: Mengenal Sesar Naik Mamuju-Majene, penyebab gempa Sulbar
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021