Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat dr Alief Satria melalui sambungan telepon dari Makassar, Senin mengemukakan tujuh puskesmas terdampak itu yakni empat berada di Kabupaten Mamuju dan tiga lainnya di Kabupaten Majene.
"Kita berusaha mendukung puskesmas yang ada. Terutama dengan memanfaatkan relawan yang masuk ke sini untuk ditempatkan di beberapa tempat puskesmas itu bisa bekerja lebih optimal," jelasnya.
Baca juga: Dinkes Sulbar berupaya hidupkan pelayanan puskemas
Selain itu, dr Alief mengemukakan bahwa telah dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada tenaga kesehatan yang sudah kembali masuk bertugas, khususnya di rumah sakit provinsi atau RS Regional Sulbar.
Hanya saja, pemeriksaan rapid antigen belum bisa dilakukan ke seluruh tenaga kesehatan yang telah aktif bertugas lantaran alat dan bahan rapid tidak mencukupi.
"Walaupun dalam kondisi terbatas, kita tetap lakukan rapid, meski memang belum bisa dilakukan secara masif, sehingga kita minta di pusat untuk bisa diberikan untuk jumlah yang cukup," jelasnya.
Baca juga: Tiga kampus kolaborasi bantu korban gempa Sulawesi Barat
Sebelumnya, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sulbar dr Muhammad Ichwan mengatakan pelayanan kesehatan lebih difokuskan di rumah sakit karena berbagai puskesmas belum begitu normal.
Ia menyampaikan kondisi di Mamuju memang lebih sulit mendapatkan jaringan data kesehatan masyarakat karena masih lumpuh. Sehingga jika ada korban gempa yang membutuhkan pertolongan medis, maka terpaksa harus dibawa ke Rumah Sakit Regional Sulbar.
"Kita berupaya menghidupkan puskemas dengan mengirimkan para dokter dan tenaga medis dari berbagai relawan," ujarnya.
Baca juga: Dinkes: puskesmas di Sulbar banyak belum memenuhi standar pelayanan
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021