"Peninjauan penuh atas organisasi Jaguar Land Rover sedang berlangsung," kata perusahaan itu dalam pernyataan yang dikirim melalui email yang dikutip dari Reuters, Kamis.
"Kami mengantisipasi pengurangan bersih sekitar 2.000 orang dari tenaga kerja bergaji global kami di tahun keuangan berikutnya," katanya.
Namun, ia juga menambahkan bahwa tinjauan organisasi ini tidak berdampak pada karyawan manufaktur yang dibayar per jam.
Baca juga: Jaguar akan jadi merek kendaraan listrik murni
Baca juga: JLR kembangkan mobil listrik ringan untuk daya jelajah lebih jauh
JLR, yang dimiliki oleh Tata Motors India, sebelumnya mengatakan bahwa merek Land Rover akan meluncurkan enam model listrik sepenuhnya selama lima tahun ke depan, dengan yang pertama hadir pada tahun 2024.
Dikenal dengan model E-Type yang ikonik dan berperforma tinggi pada 1960-an dan 1970-an, Jaguar menghadapi tantangan yang sama seperti banyak produsen mobil lainnya saat beralih ke kendaraan listrik sambil mencoba mempertahankan perasaan dan kekuatan model mesin pembakaran yang mewah.
Bulan lalu, Tata Motors mengatakan pihaknya prihatin dengan kekurangan semikonduktor dan gangguan pasokan terkait Brexit karena penjualan mobil mewahnya pulih, meskipun pembuat mobil India itu menilai bahwa ini belum mencapai produksi.
Tata Motors membukukan kerugian selama tiga kuartal berturut-turut karena krisis COVID-19 yang merusak penjualan mereka, dan ditambah dengan ketidakpastian atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa, permintaan yang lemah dan kenaikan biaya.
Kendati demikian, perusahaan itu telah bangkit kembali dengan mencatatkan keuntungan pada kuartal ketiga hingga akhir Desember lalu.
Pengurangan 2.000 pekerjaan non-pabrik JLR dilaporkan sebelumnya pada Rabu oleh Sky News.
Baca juga: Bobot mobil listrik Jaguar Land Rover akan berkurang 35kg
Baca juga: Tata Motor merugi akibat permintaan melemah
Baca juga: Jaguar I-Pace All-Electric mendarat di India pada awal 2021
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021