• Beranda
  • Berita
  • Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme

Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme

6 April 2021 19:09 WIB
Duta Damai Dunia Maya dan upaya menyelamatkan milenial dari terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar di Rakornas Duta Damai Dunia Maya 2021 di Parapat, Sumatera Utara, Senin (5/4). (HO)

Di penghujung bulan Maret 2021 kemarin, dua aksi terorisme yang mengiris kemanusiaan terjadi di Indonesia.

Bom bunuh diri oleh sepasang suami istri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3) dan penyerangan seorang perempuan di Mabes Polri pada Rabu (31/3). Ketiga pelaku aksi tersebut masih muda, kelahiran tahun 1995 atau biasa digolongkan dalam generasi milenial.

Generasi ini merupakan generasi yang melek internet. Internet, seperti telah menjadi kebutuhan keseharian para milenial.

Dalam laporan survey Januari 2021 We Are Social, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 juta orang dari total populasi 274,9 juta orang.

Jumlah tersebut meningkat 27 juta pengguna internet dibandingkan 2020 lalu, atau naik 16 persen.

Baca juga: Duta Damai diharapkan fokus sampaikan perdamaian di dunia maya

Baca juga: Jelang pilkada, BNPT ingatkan semua pihak terhadap hoaks dan provokasi


Internet merupakan salah satu tantangan terbesar. Selain berguna bagi kemaslahatan umum, internet juga dapat menjadi lubang yang diisi para penyeru terorisme dan radikalisme.

Melalui internet inilah, kemudian dunia mengenal istilah lone wolf. Teroris yang beraksi sendirian. Ia tidak direkrut oleh orang secara langsung, namun hanya melalui akses komunikasi internet.

Para 'serigala kesepian' ini kemudian siap melakukan aksinya, bila telah tiba saatnya. Inilah yang terjadi belakangan.

Untuk itu, Duta Damai Dunia Maya menjadi sangat relevan untuk kemudian dapat melawan, menjinakkan, mengalahkan narasi-narasi terorisme dan menjauhkan para milenial dari konten-konten terorisme yang bertebaran di internet.

Hal inilah yang kemudian didorong lebih kuat Duta Damai Dunia Maya saat menggelar Rapat Koordinasi Nasional 2021 di Parapat, Sumatera Utara, 5-7 April 2020.

Rapat koordinasi nasional para pemuda pejuang melawan terorisme di dunia maya tersebut dihadiri oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar beserta jajaran-nya.

Hadir juga dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Pencegahan Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, Kasubdit Kontra Kontra Propaganda Kolonel Pas Drs. Sujatmiko, Kasubdit Bina Masyarakat Kolonel Sus Solihudin Nasution.

Kuasai dunia siber
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar dalam Rakornas tersebut, Senin (5/4) malam, mengatakan, kejadian akhir-akhir ini membuktikan bahwa generasi milenial adalah sasaran utama penyebaran ideologi terorisme.

Mereka menjadi sasaran empuk kelompok teroris karena anak muda memiliki semangat belajar tinggi, ingin tahu gagasan baru, dan anak muda ketika alam pikiran-nya berubah tidak ada takutnya.

Untuk itu, penguasaan siber oleh Duta Damai Dunia Maya adalah keharusan. "Dengan penguasaan cyber space atau dunia maya, adik-adik duta damai dunia maya harus menguasai dunia maya. Jangan sampai dunia maya dikuasai konten atau narasi bernafaskan terorisme," tutur Boy Rafli dalam keterangan tertulis.

Duta damai dunia maya sendiri merupakan empowering generasi muda Indonesia dalam menghadapi penyebaran ideologi terorisme dan ideologi radikal intoleran di dunia maya.

Didirikan sejak tahun 2016 oleh BNPT, Duta Damai Dunia Maya dimulai dengan empat kota besar yaitu Medan, Makassar, Jakarta dan Yogyakarta. upaya membentuk duta damai terus berkembang. Kini duta damai telah berkembang di 13 Provinsi.

Pada 2019, Duta Damai Dunia Maya bahkan merambah ASEAN, dengan pelatihan yang dilaksanakan di Jakarta pada April 2019. Sekitar 50 pemuda dari negara-negara Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, Kamboja, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos bersama 60 pemuda Indonesia Indonesia. Hal ini mengingat bahaya laten terorisme di dunia maya yang tak mengenal batas negara.

Baca juga: Duta Damai Dunia Maya bentengi generasi muda dari narasi kekerasan

Baca juga: Generasi milenial jangan sampai terkena virus intoleran-radikalisme


Dalam kesempatan Rakornas tersebut, Boy menegaskan bahwa kontra narasi yang dilakukan duta damai dunia maya harus sampai ke seluruh masyarakat.

Kegiatan duta damai dunia maya juga harus bisa menjadi trending topic. Karena itu harus duta damai dunia maya harus terus bangun entitas di daerah masing-masing dan terus menjalin sinergi dengan Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Kalau itu bisa dikuasai, keberadaan Duta Damai Dunia Maya bisa mempersempit kelompok terorisme dalam melakukan propaganda terorisme. ujarnya.

Yang pasti kelompok teroris atau radikal intoleran itu sangat sistematis dalam memanfaatkan dunia maya. Mereka sadar dunia maya adalah ruang informasi yang sangat strategis. Mereka sadar dunia digital dikuasai kaum milenial. Mereka manfaatkan itu dengan baik, untuk kepentingan mereka.

"Tugas kita tidak mudah, tapi dengan jejaring di kalangan generasi muda, kita berharap dunia maya yang sudah menjadi ruang publik jangan sampai dikuasai kelompok seperti itu," kata Boy.

Dengan fenomena yang berkembang dan berhubungan dengan tugas BNPT, ia ingin segala bentuk ideologi yang bersifat kekerasan, apakah ada di Indonesia atau transnasional, jangan sampai merusak nilai luhur bangsa kita dan falsafah bangsa yang berlandaskan ideologi Pancasila

"Itu adalah legacy pendiri bangsa kita, nenek moyang kita, yang mengangkat dari nliai-nilai luhur dan akar budaya bangsa kita. Tugas kita sebagai generasi hari ini adalah melestarikan agar nilai-nilai itu tetap bisa langgeng , lestari dari masa ke masa," imbuhnya.

Perluas peran
Boy menilai peran duta damai dunia maya selama ini sudah sangat bagus.

Apalagi duta damai dunia maya tidak hanya melakukan aktivitas menyebarkan perdamaian di dunia maya saja, tetapi juga secara offline alias merangkul berbagai kalangan.

Namun demikian, menurutnya harus terus diperluas jangkauannya sampai satu provinsi dan bisa melibatkan lintas sekolah, daerah.

Dengan demikian, maka upaya besar melawan terorisme dan radikalisme semakin efektif.

Jangan sampai ada lagi generasi baru seperti Lukman atau Dewi, pelaku bom bunuh diri Makassar atau Aini, pelaku penyerangan Mabes Polri, atau Abdurrahman, pelaku penyerangan kantor polisi di Kalsel,

Mereka sudah dirasuki oleh pemikiran sesat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan kebaikan.

Untuk itu, Duta Damai Dunia Maya menjadi ujung tombak melawan terorisme dan radikalisme di abad internet ini.

Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021