"Khusus untuk filling line ini, karena saat ini kita juga lagi memproduksi vaksin COVID-19, tentunya kami nanti mengajak beberapa industri farmasi yang mungkin bisa secepatnya di-upgrade untuk bisa melakukan proses filling dari vaksin COVID-19 Merah Putih," kata Honesti dalam konferensi pers virtual bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Bio Farma lakukan uji terhadap bibit vaksin dari Eijkman
Baca juga: Pemerintah janji akan terus kembangkan Vaksin Merah Putih
Honesti menuturkan dalam produksi vaksin Merah Putih, harus ada sinergi dan kolaborasi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta atau pihak ketiga untuk bisa sama-sama memproduksi vaksin COVID-19 karya anak bangsa itu.
Menurut Honesti, tentunya dibutuhkan pendampingan secara berkala dari BPOM untuk semua proses itu.
"Kita sudah menyiapkan fasilitas mulai dari pengembangan, uji klinis dan terakhir nanti untuk pasar produksi di filling line," ujarnya.
Untuk filling line, pihak Bio Farma juga baru mengaktifkan suatu proses produksi yang terbaru. Jika itu tidak mencukupi, pihaknya akan bekerja sama dengan beberapa industri farmasi swasta.
"Kita sudah melakukan diskusi juga dengan mitra industri, dan dari industri mereka ada yang bisa cepat di-upgrade untuk bisa membantu memproduksi vaksin Merah Putih," tuturnya.
Pada Jumat (16/4), Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito melakukan pengecekan progres ke pihak Bio Farma dan mendiskusikan hal-hal untuk mendukung pengembangan vaksin Merah Putih.
Penny menuturkan Bio Farma dapat berbagi pengalaman yang sudah didapatkan sebagai kontribusi untuk membangun kapasitas industri vaksin Indonesia yang lebih besar lagi dengan mengajak mitranya, yaitu industri farmasi yang akan berubah menjadi industri vaksin Indonesia juga.
Baca juga: Unair: Vaksin Merah Putih tak terpengaruh penggabungan kementerian
Baca juga: BPOM kawal pengembangan Vaksin Merah Putih sejak awal penelitian
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021