"Melalui film ini juga diharapkan dapat membantu mensosialisasikan persamaan hak dan perlakukan pada penyandang disabilitas," kata Ucu pada workshop virtual yang digelar Lembaga Pendidikan DR Soetomo (LPDS), Rabu.
Pada workshop virtual bertema "Media Berdaya, Disabilitas Berjaya" itu, Ucu berbagi pengalaman tentang pembuatan film disabilitas dengan dua setting berbeda.
Baca juga: Ratusan anak Afrika Selatan penyandang disabilitas tonton film Indonesia
Dua sosok disabilitas dari lingkungan keluarga yang berbeda, menggambarkan perjuangannya untuk mandiri, sehingga rela keluar dari lingkungan keluarganya untuk hidup di asrama.
Selain itu, lanjut dia, yang paling penting adalah menumbuhkan rasa percaya diri bagi penyandang disabilitas, sehingga kelak mampu mandiri.
Selain Ucu yang dikenal sebagai pembuat film dokumenter terbaik, empat pembicara lainnya yakni Direktur Eksekutif LPDS, Hendrayana
membahas Kode Etik Jurnalistik dan Hukum Pers.
Baca juga: Festival Film Disabilitas edisi dua kembali digelar
Sedang dua Wartawan Senior dan Pengajar LPDS AA Ariwibowo memberikan kiat menulis feature tentang disabilitas dan LR Baskoro berbagi pengalaman terkait menulis opini tentang disabilitas.
Sementara pembicara lainnya adalah Founder KamiBijak.com , Paulus Ganesha Aryo Prakoso menyampaikan materi yang bertajuk "Kita Eksis, Kita Berkarya".
Menurut dia, situs KamiBijak.com itu memberikan informasi bagi konsumsi kaum disabilitas dan juga memberdayakan kaum disabilitas untuk mengambil peran di dalamnya.
"Situs ini hadir untuk memberikan inspirasi dan berbagi pengalaman dengan penyandang disabilitas, sekaligus memberi ruang untuk mereka berkarya," ujarnya.
Workshop virtual ini digelar sebagai rangkaian kegiatan menjelang HUT ke-33 LPDS yang jatuh pada bulan Juni.
Baca juga: "The Witches" diprotes komunitas difabel, Warner Bros minta maaf
Baca juga: Kemlu dukung pemenuhan hak penyandang disabilitas lewat kompetisi film
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021