Namun, dengan 75 persen data korporasi dihasilkan dan diproses di luar data center tradisional atau cloud, dan lebih dari 50 miliar perangkat saling terkoneksi diperkirakan akan mendorong inisiatif-inisiatif bisnis digital dalam 5-10 tahun ke depan.
"Berbagai organisasi/perusahaan harus fokus menciptakan arsitektur yang memungkinkan mereka untuk meraih yang terbaik dari transformasi digital mereka dan menghadirkan tempat kerja hybrid yang mumpuni, bahkan setelah disrupsi akibat pandemi mereda. Semua ini akan difasilitasi oleh adanya sinergi yang sangat penting antara jaringan dan keamanan," kata Country Manager Indonesia, Aruba, Robert Suryakusuma, melalui keterangannya, Rabu.
Robert mengatakan, perubahan seketika menuju penerapan remote working membuat perhatian tertuju pada jaringan sebagai sarana untuk mendukung setiap aspek bisnis, mulai dari menghubungkan karyawan ke aplikasi-aplikasi penting hingga mereka-ulang model-model bisnis.
Ketika peluang untuk kembali ke kantor dan melakukan perjalanan bisnis masih belum menentu, survei terbaru Aruba di kalangan para pengambil keputusan TI di seluruh dunia mengungkapkan bahwa 83 persen perusahaan ingin mempertahankan, jika tidak meningkatkan, investasi mereka dalam jaringan berbasis cloud – di mana Asia Pasifik menjadi yang terdepan dengan peningkatan investasi sebesar 45 persen.
"Laporan ini menunjukkan pentingnya manajemen jarak jauh (remote management) dalam skala besar, dengan tetap memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang sangat tersebar seperti saat ini," kata Robert.
Baca juga: Hadapi era BYOD, Helios gandeng Aruba Networks
Baca juga: Facebook luncurkan cloud gaming untuk Apple
Lebih lanjut, menciptakan arsitektur jaringan yang tepat bukanlah tugas yang mudah. Selain scalability, syarat lain yang harus dipenuhi adalah pemisahan solusi jaringan tingkat perusahaan (enterprise-grade) dari tingkat konsumen (consumer-grade).
"Hal ini, termasuk kemudahan konektivitas, serta performa dan reliability seperti yang dirasakan kantor dengan kenyamanan dan keamanan di rumah karyawan," imbuhnya.
Dalam transisi ke lingkungan kerja hybrid, organisasi/perusahaan juga memasang serangkaian perangkat berkemampuan IoT untuk membuat operasional mereka menjadi lebih efisien, cerdas, dan dinamis.
Namun, perimeter keamanan yang makin meluas dan blur ini telah menjadi persoalan besar. Apabila keamanan ditanamkan ke dalam arsitektur jaringan melalui berbagai solusi pihak ketiga yang berbeda tanpa koordinasi, maka jaringan tersebut dapat menjadi sasaran serangan empuk pelaku kejahatan.
Para pemimpin perusahaan harus berhati-hati dalam merancang kemitraan yang sangat esensial antara fungsi jaringan dan keamanan, dan kehadiran Secure Access Service Edge (SASE) akan mempercepat integrasi tersebut.
Secara tradisional, perusahaan menerapkan solusi keamanan secara terpisah di dalam jaringan sebagai elemen tambahan yang membuat visibilitas terhadap ancaman sistemik menjadi lebih kompleks. Oleh karena jaringan itu sendiri membawa semua data di Edge, tidak ada alasan untuk membuat keamanan terpisah dari jaringan.
Sebaliknya, solusi keamanan dapat langsung dipasang ke dalam jaringan untuk mengatasi berbagai kerentanan secara real time. Di sinilah SASE hadir untuk mengharmonisasi fungsi yang berbeda-beda tadi, guna menghadirkan konektivitas yang mulus dan user experience yang luar biasa, serta kemampuan keamanan cloud yang komprehensif.
Kini, organisasi/perusahaan sudah memiliki kebebasan untuk menilai platform apa yang menawarkan kebebasan untuk mengintegrasikan solusi jaringan dan keamanan terbaik yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka dan paling penting sesuai dengan kondisi mereka.
"Pendekatan ini menjadi fondasi bagi organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dan mengatasi berbagai tantangan dalam menerapkan sistem kerja hybrid, dan untuk mengimbangi lanskap keamanan yang terus berkembang," kata Robert.
Baca juga: Peningkatan Aruba ESP hadirkan keamanan dari Edge hingga Cloud
Baca juga: Cloud hingga AI diprediksi jadi tren pada fase normal baru
Baca juga: Aruba ESP, platform "cloud-native" pertama untuk "intelligent edge"
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021