General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur Agustinus Jatmiko mengatakan pihaknya memprioritaskan pembangunan jaringan untuk melistriki desa-desa di NTT yang masih menggunakan ganset sebagai sumber penerangan.Desa-desa yang masih gunakan mesin ganset, gunakan minyak, itu jadi prioritas PLN untuk masuk ke sana
"Desa-desa yang masih gunakan mesin ganset, gunakan minyak, itu jadi prioritas PLN untuk masuk ke sana," katanya di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan prioritas pembangunan listrik ke desa-desa di NTT.
Agustinus mengatakan pembangunan listrik desa diutamakan kepada desa-desa yang sangat membutuhkan sambungan listrik dari PLN.
Sejauh ini, kata dia PLN telah melistriki sebanyak 3.000 desa dari total sebanyak 3.353 desa di seluruh NTT.
Ia mengatakan ada ratusan desa yang menggunakan listrik non PLN yang diadakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ataupun swadaya dari warga.
Sumber listrik non PLN yang digunakan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PTLMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sendiri yang secara kelistrikan sudah bagus.
Namun demikian, kata dia, ada desa-desa yang juga masih menggunakan ganset seperti sekitar Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Pulau Timor.
"Kalau menggunakan mesin diesel atau ganset dengan bahan bakar minyak kan mahal, sehingga kami bangun jaringan PLN ke sana agar bisa warga bisa menikmati pasokan listrik yang lebih memadai dan murah," katanya.
Agustinus menegaskan pada prinsipnya PLN tetap akan hadir melistriki yang desa-desa sumber listriknya dari non PLN dengan memprioritaskan pada desa-desa yang benar-benar membutuhkan.
Baca juga: Wakil Gubernur NTT apresiasi rasio elektrifikasi meningkat signifikan
Baca juga: PLN: 3.000 desa di NTT sudah menikmati listrik PLN
Baca juga: PLN sebut semua desa perbatasan RI-Timor Leste sudah berlistrik
Baca juga: PLN: Labuan Bajo-Maumere sudah terhubung dengan jaringan SUTT 70 KV
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021