Sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia seiring perkembangan teknologi, antara lain kesiapan dan ketersediaan infrastruktur digital, ekonomi digital, juga ketersediaan sumber daya manusia digital yang mumpuni.
CEO Huawei Indonesia Jacky Chen, dalam Huawei Media Camp 2021 di Raja Ampat, Papua, Rabu (24/11), mengatakan bahwa sejak hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu, Huawei terus memperkuat komitmennya untuk turut berkontribusi dalam kemajuan Indonesia.
Baca juga: SDM berperan kunci wujudkan ekosistem digital inklusif dan akseleratif
Baca juga: Huawei ICT Competition lahirkan SDM digital berdaya saing global
Memahami transformasi digital di Indonesia yang makin terakselerasi, makin mendesaknya kebutuhan akan konektivitas jaringan broadband yang merata, meningkatnya adopsi teknologi terdepan seperti kecerdasan artifisial (AI), big data, cloud, serta telah dimulainya layanan komersial 5G telah mendorong Huawei untuk meningkatkan sinergi.
Huawei siap meningkatkan sinergi dengan para pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, industri, dunia pendidikan, komunitas, serta media dalam melakukan transfer pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan Indonesia.
"Kebijakan global yang juga menjadi salah satu prioritas kami untuk Indonesia adalah penyediaan technology for green planet, teknologi untuk bumi Indonesia yang hijau," kata Jacky.
Keseriuan Huawei dalam membantu seluruh sektor di Indonesia terkait isu perubahan iklim dan netral karbon pada 2060 antara lain diwujudkan dengan menghadirkan unit bisnis baru Huawei Digital Power.
"Kehadiran unit bisnis ini akan makin melengkapi solusi TIK yang kami hadirkan yang selaras dengan komitmen I DO untuk Indonesia,” jelas Jacky.
Menegaskan pernyataan Jacky, CEO Digital Power Huawei Indonesia Andy Liu mengatakan bahwa pihaknya sangat serius dalam mengembangkan solusi TIK yang mampu menjawab tantangan terkait emisi karbon dan perubahan iklim.
Huawei mengembangkan divisi khusus yaitu Huawei Digital Power yang mengintegrasikan teknologi digital dan energi terbarukan, serta menyediakan produk dan solusi yang ramah energi listrik terbarukan seperti transportasi listrik, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang hijau, dan energi berbasis teknologi secara terintegrasi.
"Huawei tidak saja menjadi pemain terdepan di bidang ICT, namun juga di bidang digital power," katanya.
Huawei Digital Power menghadirkan inovasi dan produk berteknologi canggih dalam pengembangan energi terbarukan, terutama solar PV sebagai bentuk kontribusi Huawei atas inisiatif global menuju energi ramah lingkungan untuk mewujudkan bebas emisi karbon.
Digital Power Huawei juga akan meningkatkan investasi untuk riset dan pengembangan (R&D) serta operasi pasar berdasarkan kebutuhan pelanggan, mengembangkan model operasi yang sesuai dengan karakteristik industri di sektor energi dan memperluas bisnis energi dengan cepat.
Huawei Digital Power memiliki sekitar 6.000 karyawan dan sekitar 60 persen di antaranya fokus terhadap R&D untuk melayani sepertiga populasi dunia di lebih dari 170 negara di dunia.
Di sektor ketenagalistrikan dan energi terbarukan, Huawei terus sukses mempertahankan pangsa pasar global nomor satu untuk inverter dan solusi Solar PV, teknologi yang mengkonversi enari panas Matahari menjadi tenaga listrik.
"Di area transmisi, Huawei memanfaatkan teknologi ICT untuk meningkatkan kemampuan grid menjadi smart grid. Sedangkan di area konsumsi, Huawei menyediakan komponen utama dalam kendaraan listrik dan untuk stasiun pengisian," jelas Andy Liu.
Selama evolusi energi terbarukan, teknologi digital tidak boleh dilewatkan, tetapi harus dirangkul dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mewujudkan bebas emisi karbon. Inilah nilai unik yang dapat diberikan Huawei bagi industri ini, katanya.
Ketua Bidang Regulasi, Hukum dan Kebijakan Telematika MASTEL, Johny Siswadi, yang juga hadir dalam acara itu, menilai pentingnya Huawei untuk terus memperkuat peran serta kontribusi selama ini.
"Sebagai penyedia solusi TIK terdepan dunia dengan beragam best pratices yang dimiliki, Huawei juga dapat menyumbangkan pengetahuan serta kepakarannya dalam membantu para pemangku kepentingan dalam merumuskan serta menerapkan kebijakan-kebijakan terkait adopsi serta komersialisasi teknologi-teknologi mutakhir seperti 5G,” ujarnya.
Sementara Executive Director Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, yang menyoroti besarnya potensi pembangkit energi tenaga surya sebagai energi baru terbarukan bagi Indonesia, energi surya tidak saja ramah lingkungan tapi juga membuka lapangan kerja baru. Setiap instalasi pembangkit energi tenaga surya sebesar 1 Gigawatt akan menciptakan 30.000 pekerjaan.
"Apresiasi atas komitmen Huawei dalam terus berinovasi mengembangkan portofolionya yang dapat diandalkan oleh berbagai sektor dalam melakukan transisi ke penggunaan energi baru terbarukan," katanya."
Akademisi Dr.Ir. Muhammad Ridwan Effendi, M.A.Sc. mengatakan bahwa kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan SDM cakap digital harus diselesaikan segera.
"Huawei berperan dalam membantu dunia pendidikan, khususnya ITB, dalam menyetak talenta-talenta digital yang mampu memenuhi kualifikasi industri, serta membantu mengakselerasi transformasi digital pada learning management kami," kata Ridwan menambahkan.
Baca juga: Huawei Seeds for the Future usai, ragam solusi teknologi ditampilkan
Baca juga: Huawei gandeng ITB dalam program kemitraan Academy Support Center
Baca juga: BRIN beri penghargaan Huawei di AIIS 2021 atas kontribusi di AI
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021