BRIN perkuat kegiatan riset di perguruan tinggi

14 Januari 2022 16:45 WIB
BRIN perkuat kegiatan riset di perguruan tinggi
Pengunjung melihat sepeda listrik pada Pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2021 di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (24/11/2021). Pameran yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menampilkan berbagai jenis kendaraan listrik mulai dari sepeda, motor listrik, mobil listrik karya anak bangsa hingga mobil mewah serta alat pengisian ulang kendaraan listrik, yang berlangsung hingga 26 November 2021. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/hp.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat dan memfasilitasi kegiatan riset di perguruan tinggi, khususnya di bawah Asosiasi Perguruan Tinggi (Aperti) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk memajukan riset dan inovasi di Indonesia.

"Perguruan tinggi di bawah BUMN ini menjadi salah satu mitra utama kami ke depan dalam melaksanakan riset dan inovasi," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan Aperti BUMN mempunyai posisi yang strategis untuk berkolaborasi dengan BRIN, terutama dalam memperkuat riset nonpemerintahan yang berhubungan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi.

Untuk membangun kolaborasi tersebut, BRIN menyiapkan berbagai fasilitas, baik dari sisi skema "open platform", skema pendanaan riset, maupun skema pusat kolaborasi riset.

Dengan skema "open platform", semua infrastruktur riset yang dikelola BRIN dapat dipakai oleh semua pihak.

"Peralatan itu penting karena semakin ke sini semakin canggih yang dibutuhkan untuk mendukung riset," tutur Handoko.

Baca juga: Riset perikanan perguruan tinggi harus berorientasi industri

Untuk skema pendanaan riset, BRIN menyediakan dua pendanaan riset yang berbasis Prioritas Riset Nasional (PRN) dan riset dalam mendukung penanganan COVID-19.

Selain itu, ada skema baru, yakni Pusat Kolaborasi Riset, yang merupakan kelanjutan dari Pusat Unggulan Iptek (PUI).

Pusat Kolaborasi Riset tersebut akan fokus pada riset tertentu, yang akan diikat kontrak tahun jamak, yang bisa berdurasi sampai tujuh tahun. Pusat Kolaborasi Riset itu bisa dilakukan, baik dengan industri maupun perguruan tinggi.

"Semua skema yang ada di kami tidak ada monitoring dan evaluasi kecuali di akhir tahun, untuk mengevaluasi kelanjutan di tahun berikutnya, jadi tidak mengganggu dalam melakukan aktifitas riset,” kata dia.

Baca juga: Wapres: Universitas bertanggung jawab hasilkan riset berkualitas

Dengan berbagi fasilitas dan skema tersebut, Handoko berharap, kolaborasi riset dengan kampus dan industri terbangun secara alami.

"BRIN di sini menyediakan fasilitas untuk periset berkolaborasi dengan nyaman untuk menelurkan kreativitas sehingga dapat berkontribusi bagi bangsa ke depan. Saya berharap muncul banyak kolaborasi khususnya dengan kampus-kampus di Aperti BUMN ini,” ujarnya.

Rektor Telkom University Adi Wijaya mengatakan banyak hal yang dapat dikolaborasikan antara BRIN dan Aperti BUMN ke depan di berbagai bidang riset.

"Riset dan inovasi ini bermula dari persoalan yang ada di masyarakat. Dengan hadirnya perguruan tinggi berbasis 'corporate' (perusahaan) ini diharapkan akan sangat membantu dalam memajukan riset dan inovasi yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia," katanya.

Aperti BUMN menjadi wadah perguruan tinggi BUMN, seperti Telkom University, Universitas Pertamina, Institute Teknologi PLN, Universitas Internasional Semen Indonesia, Politeknik Pos Indonesia, Sekolah Tinggi Manajemen Logistik (Stimlog), dan Institut Teknologi Telkom Surabaya.

Baca juga: BRIN: 90 persen penelitian dihasilkan perguruan tinggi
Baca juga: 23 perguruan tinggi siap berkolaborasi untuk riset kebencanaan Bali
Baca juga: Kampus agama Islam didorong untuk tingkatkan riset-riset ilmiah

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022