Pesawat tersebut mendarat di ibu kota Provinsi Hubei, Sabtu (19/2) malam, setelah sekitar dua jam bertolak dari Shanghai pada pukul 19.30 waktu setempat (18.30 WIB).
Pesawat tersebut dijadwalkan tiba di Chengdu, Provinsi Sichuan, pada pukul 23.00 waktu setempat.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan seluruh penumpang beserta awak kabin ditempatkan di hotel sambil menunggu penerbangan berikutnya.
Pesawat Airbus A320-200 itu telah dioperasikan oleh Juneyao selama hampir 13 tahun.
Baca juga: Airbus akan kirim pesawat dari keluarga A320 rakitan China ke-600 pada 2022
Penyebab umum retakan di kokpit kaca depan adalah faktor material yang sudah menua, delaminasi, pemanasan yang tidak merata dan berlebih, benturan benda asing, dan pemasangan yang buruk, meskipun penyebab sebenarnya dalam kasus ini masih menunggu hasil penyelidikan resmi, kata Kapten Senior Chen Jianguo seperti dikutip laman berita Yicai Global.
Ia mengatakan kaca depan pesawat Airbus memiliki enam lapisan dan semuanya dapat menahan dua kali daya tekan maksimum sehingga pesawat aman selama lapisan kaca tengah atau dalam masih utuh.
Seperti maskapai penerbangan lain di berbagai negara, Juneyao juga terdampak pandemi COVID-19.
Maskapai yang berbasis di Shanghai tersebut mengalami kerugian finansial antara 330 juta yuan hingga 420 juta yuan (Rp747 miliar-Rp951 miliar) sepanjang 2021.
Angka itu sedikit menurun dibandingkan dengan kerugian pada 2020 yang mencapai 474 juta yuan (Rp1,03 triliun).
Baca juga: Pekerja bandara di China terlindas roda pesawat
Baca juga: Airbus akan dirikan pusat transisi pesawat di Chengdu China
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022