"Mereka mengungsi di halaman Kantor Camat Tigo Nagari, Lapangan Bola, Malampah, Binjai dan Salareh Aia Kabupaten Agam," katanya di Lubuksikapiang, Senin.
Baca juga: Polda Sumbar turunkan anjing pelacak cari korban tertimbun di Pasaman
Ia mengatakan, bagi korban gempa tersebut sudah didistribusikan bantuan sembako dan keperluan lainnya.
Bantuan itu berasal dari pemerintah kabupaten, kota, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lainnya.
"Ini bentuk kebersamaan antar kabupaten dan kota dalam menghadapi bencana alam, karena ini tugas kita bersama. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan," katanya.
Baca juga: Tim SAR gabungan masih cari lima warga tertimbun longsor Pasaman
Ia menambahkan, gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sumatera Barat tepatnya 17 km timur laut Pasaman Barat pada Jumat pukul 08.39 WIB, mengakibatkan enam warga meninggal dunia atas nama Fitri (4) Susi Susanti (26), Nian (74), dan Nuraya (75), sedangkan korban laki-laki adalah Amaik (17), dan Rodi (32).
Sementara empat warga lainnya masih hilang dan sedang proses pencarian oleh Tim SAR gabungan.
Total bangunan rusak belum terdata pasti dan diperkirakan sekitar 3.000 unit kondisi rusak berat dan ringan.
"Kita mengusahakan dalam masa tanggap darurat ini akan didata total bangunan yang rusak baik rumah, tempat ibadah, jalan, jembatan dan lainnya," katanya.
Baca juga: Korban meninggal akibat gempa di Pasaman Barat bertambah menjadi enam
Sementara Bupati Agam Andri Warman menambahkan, Pemkab Agam ikut berduka atas gempa bumi yang melanda Pasaman dan Pasaman Barat.
Pemkab Agam telah menyalurkan sembako beserta kebutuhan lainnya. Bantuan itu berasal dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan TP PKK,
"Antar-kepala daerah telah sepakat kalau ada musibah, siap membantu daerah itu," katanya.
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat dirikan dapur umum di Timbo Abu
Pemkab Agam juga mendirikan posko di Padang Tarok, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, untuk warga Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Pasaman yang menjadi korban gempa bumi.
Posko itu didirikan setelah sekelompok korban datang ke lokasi untuk mengungsi dan jumlah warga Malampah yang mengungsi mencapai sekitar 862 jiwa dari 230 kepala keluarga.
Baca juga: IDAI bantu pulihkan kondisi anak-anak korban gempa Pasaman Barat
Dengan kondisi itu, ia memastikan alasan warga mengungsi ke Padang Tarok dengan jarak sekitar 15 kilometer.
"Saya telah mengunjungi lokasi rumah korban dan berdiskusi dengan korban di lokasi pengungsian Padang Tarok, mereka mengungsi dengan alasan daerah itu lebih aman," katanya. ***3***
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022