Nah, standarnya yang harus dikecualikan ya
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya sedang mengidentifikasi sejumlah koperasi yang dapat memproduksi minyak goreng sebagai bentuk alternatif penyediaan pasokan komoditas tersebut dari kalangan masyarakat.
“Nah, standarnya yang harus dikecualikan ya,” kata dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Menurut Menkop, diperlukan waktu yang lama untuk mendorong koperasi agar mampu memproduksi minyak goreng dengan kuota yang cukup. Namun, ia optimis upaya itu dapat segera diwujudkan pada tahun ini.
“Memang butuh waktu, mudah-mudahan tahun ini bisa. Di Sumatera akan ada piloting,” ucap Teten.
Lebih lanjut, ia menilai bahwa minyak goreng yang diproduksi rakyat sangat sehat bahkan bisa dipakai untuk program stunting atau gizi buruk.
“Sekarang ini kan banyak kasus minyak gorengnya itu putih kan kayak di-bleaching. Saya sedang mengusulkan minyak sawit diproduksi koperasi dan petani standarnya dibedakan, tidak harus putih, kuning, merah juga lebih sehat,” ungkapnya.
Teten menganggap minyak goreng buatan masyarakat yang sehat dapat menjadi salah satu bahan pangan untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi stunting.
“Selain itu, produksi minyak sawit enggak kemudian didominasi usaha besar, tapi juga pelaku usaha kecil. Toh teknologi untuk produksi ini (minyak sawit) juga sudah murah kan,” ujar Menkop Teten.
Baca juga: Presiden dorong koperasi petani sawit produksi minyak goreng
Baca juga: Koperasi dan tawaran solusi bagi distribusi minyak goreng satu harga
Baca juga: Pemerintah salurkan minyak goreng curah Rp14.000/liter di 5.000 lokasi
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022