"Ada beberapa agenda yang harus ditindaklanjuti dan lebih diseriusi dalam penanganannya oleh pihak kepolisian yakni tambang emas ilegal dan peredaran minuman keras di Papua Barat. Kami sangat berharap kepala Polda Papua Barat yang baru bisa menyelesaikan dua masalah besar ini," kata dia, di Manokwari, Papua Barat, Minggu.
Baca juga: Polisi serahkan 31 tersangka tambang emas ilegal Manokwari ke jaksa
Ia ikut serta menjemput kedatangan Kepala Polda Papua Barat yang baru, Inspektur Jenderal Polisi Daniel Silitonga, di Bandara Rendani, Manokwari.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, Papua Barat sebagai wilayah konservasi seharusnya tidak boleh diciderai dengan aktivitas yang dapat merusak hutan dan lingkungan.
Ia menyarankan polisi menggandeng dewan adat dan pegiat konservasi untuk melihat dampak yang terjadi akibat aktivitas tambang di Minyambouw dan Waserawi.
Baca juga: Bahlil perintahkan tutup tambang emas ilegal di Manokwari dan Pegaf
"Kalau memang aktivitas ini melanggar hukum, harus ada tindakan tegas tanpa pandang bulu untuk menghentikan aktivitas mereka yang selama ini telah merusak hutan dan merusak alam," ujar Saleh.
Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, memerintahkan penutupan total aktivitas tambang emas ilegal di sejumlah tempat di Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak.
Baca juga: Wagub dukung kebijakan Polda Kaltara berantas tambang emas liar
Selain masalah penambangan emas ilegal, Saleh juga menyoroti maraknya peredaran minuman keras beralkohol di Papua Barat, terutama di Manokwari yang dijuluki sebagai Kota Injil.
Sikhun berharap Silitonga memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas tuntas peredaran minuman keras beralkohol di Manokwari, termasuk menindak oknum petugas yang terbukti melindungi usaha penjualan minuman keras beralkohol.
Baca juga: Aparat diminta tertibkan penambangan emas ilegal di Manokwari
Pewarta: Tri Adi Santoso
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022