• Beranda
  • Berita
  • BMKG ajak masyarakat memahami jalur evakuasi bencana tsunami di Sikka

BMKG ajak masyarakat memahami jalur evakuasi bencana tsunami di Sikka

26 Juli 2022 15:40 WIB
BMKG ajak masyarakat memahami jalur evakuasi bencana tsunami di Sikka
BMKG mengajak masyarakat untuk memahami jalur evakuasi bencana lewat aktivitas Susur Jalur Tsunami dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) Maumere tahun 2022 di Kota Maumere, Sikka, NTT, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/HO-BMKG Stasiun Geofisika Kupang)

Pengetahuan tentang jalur evakuasi akan membantu masyarakat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat untuk memahami jalur evakuasi bencana sebagai langkah mitigasi bencana tsunami di Kabupaten Sikka, NTT.

"Hari ini kami lakukan susur jalur tsunami dengan tujuan untuk mengetahui jalur aman dan berapa lama rentang waktu yang diperlukan masyarakat untuk melakukan evakuasi dari zona tsunami atau tempat bahaya tsunami sampai ke tempat lokasi aman dari bahaya tsunami," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Selasa.

Hal itu dia sampaikan setelah aktivitas Susur Jalur Tsunami yang merupakan bagian dari kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) Maumere tahun 2022 di Kota Maumere.

Jalur evakuasi merupakan hal yang penting dalam manajemen bencana tsunami. Pengetahuan tentang jalur evakuasi akan membantu masyarakat untuk beranjak dari lokasi mereka ke lokasi aman dalam waktu yang cukup singkat, " katanya.

Baca juga: BMKG ajak warga Kabupaten Sikka pahami mitigasi gempa bumi dan tsunami

Baca juga: BMKG tingkatkan pemahaman waktu tiba tsunami di Kabupaten Sikka


Apalagi waktu waktu tiba tsunami di Kota Maumere hanya tiga menit dengan ketinggian tiga meter. Melalui pemahaman waktu tiba tsunami dan jalur evakuasi yang baik, masyarakat dapat mengambil langkah evakuasi mandiri dengan cepat, ujarnya.

Susur jalur tsunami ini dimulai dari Kelurahan Kota Baru menuju ke Gedung Sikka Convention Center (SCC) yang menjadi tempat evakuasi aman.

Saat menyusuri jalur tersebut, sebanyak 50 peserta mengamati bahaya yang dapat menghambat masyarakat ketika melakukan evakuasi dan lama waktu yang diperlukan masyarakat untuk sampai ke lokasi aman dari tsunami.

Dalam aktivitas susur jalur tsunami itu, dia menyebutkan ada beberapa bahaya dan hambatan yang bisa saja dialami, yakni jalur evakuasi yang tidak begitu luas atau lebar, serta padatnya penduduk yang memungkinkan terjadinya tabrakan antar orang atau kendaraan ketika terjadi tsunami dan proses evakuasi.

Selain itu, ada juga bangunan tiang listrik dan kabel yang dapat membahayakan masyarakat jika roboh akibat gempa.

Margiono menyebut BMKG telah membuat Peta Rawan Tsunami yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk membuat titik-titik kumpul yang aman dari bahaya tsunami.

Dalam peta itu, ada titik lokasi yang bisa dijadikan tempat untuk evakuasi atau titik kumpul yang diberi tanda warna hijau.

Dia pun menekankan bahwa dalam susur jalur tsunami tersebut, proses pengamatan terhadap hambatan menjadi penting. Makin banyak hambatan, maka makin lama warga bisa dievakuasi ke tempat titik kumpul.

"Sesuai dengan Peta Rawan Tsunami yang kami buat, titik kumpul akhir sudah aman di Gedung SCC. Cuma di jalur evakuasi saja yang ada sedikit hambatan tadi," ucapnya.

BMKG telah melaksanakan SLG sejak Senin (25/7). Dalam SLG, BMKG menyebarluaskan informasi tentang 12 indikator siaga tsunami, peta bahaya tsunami, potensi bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah NTT, bentuk kesiapan masyarakat siaga tsunami, dan melakukan susur jalur zona aman tsunami.

Baca juga: BMKG survei peta rawan tsunami dan mikrozonasi di Kabupaten Sikka

Baca juga: BMKG imbau warga NTT tak terpancing isu akan ada gempa-tsunami

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022