Camat Amarasi Selatan Tonce Teuf kepada ANTARA saat dihubungi dari Kupang, Selasa siang mengatakan bahwa jumlah rumah yang rusak itu merupakan data yang diperoleh per Senin (21/11) malam.
“Ini data terakhir yang kami dapatkan semalam, saat ini pendataan masih terus dilakukan,” katanya.
Dia mengatakan bahwa 30 rumah atau bangunan yang rusak itu tersebar di tiga desa/kelurahan di Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang.
Baca juga: BMKG ajak masyarakat memahami jalur evakuasi bencana tsunami di Sikka
Baca juga: BMKG ajak warga Kabupaten Sikka pahami mitigasi gempa bumi dan tsunami
Tiga desa itu antara lain, Desa Retraen dua rumah, Desa Sahraen terdapat 12 rumah satu gereja, Kelurahan Sonraen terdapat 11 rumah satu gereja, Kelurahan Buraen terdapat tiga rumah rusak ringan.
Dari sejumlah desa itu, di desa Retraen terdapat dua rumah yang dampak kerusakannya sangat besar. Yakni satu rumah ambruk dan rata dengan tanah, dan satu rumah lagi rusak berat karena tembok depan rumahnya roboh.
“Sisanya hanya retak saja. Sama juga seperti dua gereja,” tambah dia.
Kini warga yang terdampak khususnya yang rumahnya rusak berat, menumpang di rumah keluarganya. Sementara yang rumahnya retak masih tetap menetap di rumah itu.
“Kami sudah imbau agar mereka yang tinggal di dalam rumahnya yang retak agar selalu waspada, karena bencana ini bisa terjadi kapan saja,” ujar dia.
Sementara itu Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kupang Frans Wewo mengatakan pihaknya belum bisa memberikan laporan resmi soal jumlah warga yang terdampak karena data masih simpang siur.
“Kami akan tunggu data resmi. Tetapi untuk saat ini beberapa KK sudah kami berikan bantuan untuk meringankan beban mereka,” ujar dia.
Baca juga: BMKG tingkatkan pemahaman waktu tiba tsunami di Kabupaten Sikka
Baca juga: BMKG survei peta rawan tsunami dan mikrozonasi di Kabupaten Sikka
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022