"Peringatan Hari Ibu adalah milik kita semua, sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu, maupun sebagai teman seperjuangan yang tidak lelah menjadi arti dimanapun berada. Selamat Hari Ibu yang ke-94, khususnya bagi seluruh perempuan Indonesia," ujarnya saat membuka acara puncak Peringatan Hari Ibu di Balai Semarak, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Kamis.
Bintang menuturkan peringatan Hari Ibu memiliki esensi yang tidak hanya untuk mengapresiasi jasa besar ibu yang telah melahirkan kita semua, tetapi mengapresiasi seluruh perempuan Indonesia atas peran, dedikasi, dan kontribusi mereka kepada keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut dia, peringatan Hari Ibu dirayakan untuk mengingatkan kepada semua orang tentang pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa dalam seluruh sektor pembangunan.
Peringatan Hari Ibu yang selalu dirayakan setiap tanggal 22 Desember merupakan momentum untuk mengenang dan memberikan penghormatan atas diselenggaranya Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta, pada 22 Desember 1928.
Baca juga: Peringatan Hari Ibu jadi momen penting temukan kesetaraan
Baca juga: Kowani sebut Peringatan Hari Ibu bukti perjuangan perempuan
Kegiatan itu adalah titik penting pergerakan perempuan yang menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial.
Pada 1959, momentum bersejarah itu kemudian ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai sebagai Hari Nasional yang dinamakan Hari Ibu.
"Perjuangan gerakan perempuan ini membawa keyakinan baru bagi perempuan-perempuan Indonesia bahwa pemenuhan hak dan kesetaraan akan mengantarkan mereka untuk dapat berjalan bersama-sama, serta menjemput kesempatan yang sama. Ruang untuk berkontribusi adalah milik semua," kata Bintang.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa peringatan Hari Ibu tahun ini mengilhami jejak perjuangan Fatmawati, tokoh perempuan berjiwa patriot asal Bengkulu yang telah memberikan sumbangan tak ternilai dalam peristiwa proklamasi.
Dalam kondisi mengandung, Fatmawati telah mempersiapkan bendera merah putih bagi bangsa Indonesia yang saat itu akan memproklamirkan kemerdekaannya.
"Untuk mengenang jasa besar Ibu Fatmawati tersebut sekaligus mengingatkan kita sekali lagi tentang peran penting perempuan, para ibu bangsa, sebagai penjahit semangat generasi, pendidik pertama putra-putri negeri, dan pencetak para pemimpin bangsa, maka peringatan Hari Ibu ke-94 ini mengambil tempat di Bengkulu yang merupakan daerah kelahiran Ibu Fatmawati," terangnya.
Bintang menambahkan bahwa perjalanan panjang selama 94 tahun sejak Kongres Perempuan Indonesia Pertama telah mengantarkan berbagai bentuk kemajuan bagi kaum perempuan.
Namun, perjuangan mewujudkan kesetaraan gender masih jauh dari yang dicita-citakan para tokoh perempuan. Sampai kini perempuan masih dikategorikan sebagai kelompok rentan yang tertinggal dalam berbagai bidang pembangunan.
Menurut Bintang, ketertinggalan itu bukanlah karena perempuan lemah atau tidak memiliki kemampuan, tetapi karena masih kuatnya budaya patriarki dalam masyarakat yang menghambat langkah.
Padahal, perempuan merupakan potensi bangsa yang sangat berharga. Dari jumlahnya saja, perempuan mengisi hampir setengah dari populasi Indonesia, dan sekitar 70 persen perempuan Indonesia masuk dalam usia produktif.
"Jika kita mampu memberikan kesetaraan bagi perempuan, maka dampak positifnya pun akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Maka, peringatan Hari Ibu yang ke-94 masih mengambil tema besar 'Perempuan Berdaya, Indonesia Maju' untuk terus mengingatkan kita akan hal tersebut," pungkasnya.
Baca juga: Menteri PPPA: Fatmawati sosok inspiratif bagi perjuangan perempuan
Baca juga: Atalia Kamil sebut Bengkulu memiliki jejak sejarah luar biasa
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022