Pemerintah Kota Banda Aceh mulai membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berskala pemukiman atau IPAL komunal sebagai upaya mencegah terjadinya stunting yang dimulai dari kebersihan desa.akses sanitasi layak di Banda Aceh sampai dengan 2022 sudah mencapai 88,54 persen
"Sistem IPAL baru untuk skala pemukiman ini langsung berkombinasi dengan MCK dan jaringan perpipaan, ini sangat bermanfaat," kata Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq, di Banda Aceh, Rabu.
Sebagai tahap awal, saat ini Pemko Banda Aceh bekerja sama dengan Kementerian PUPR telah merampungkan pembangunan IPAL di lima gampong (desa) di Banda Aceh, yakni Gampong Doy, Blang, Jeulingke, Rukoh dan Lampaseh Kota.
Bakri menyampaikan, tujuan pembangunan IPAL dalam rangka menyukseskan program pemerintah pusat yaitu "Gerakan 100-0-100" atau 100 persen akses air minum yang layak, 0 persen pemukiman kumuh dan 100 persen akses sanitasi layak.
"Capaian akses sanitasi layak di Banda Aceh sampai dengan 2022 sudah mencapai 88,54 persen, target kita bisa sampai 100 persen," ujarnya.
Baca juga: KLHK bangun IPAL Komunal di Kota Batu perbaiki kualitas lingkungan
Baca juga: Pemkot Mataram: Pembangunan ipal komunal belum ada kejelasan
Untuk mencapai target itu, kata Bakri, dibutuhkan dukungan semua pihak guna mewujudkan layanan sanitasi air minum dan perumahan yang berkelanjutan sesuai Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Banda Aceh 2023-2026.
Bakri menegaskan, tujuan utama dari IPAL tersebut adalah penurunan angka stunting, karena dengan penanganan air limbah yang terintegrasi akan menghindari pencemaran lingkungan yang kemudian bermuara pada kualitas kesehatan masyarakat.
"Alhamdulillah, setiap tahunnya Banda Aceh telah mencapai penurunan jumlah stunting sampai dengan tahun 2022 sudah 7,32 persen," katanya.
Bakri menyebutkan, target Pemerintah Indonesia dalam penurunan stunting pada 2024 nanti menjadi 14 persen, artinya Pemko Banda Aceh telah memberikan kontribusi penurunan target bagi Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh M Yasir menjelaskan, program pembangunan IPAL berskala pemukiman tersebut akan terus dilanjutkan hingga ke 90 gampong se-Banda Aceh.
"Program ini berlanjut, tahun ini kembali dibangun pada empat gampong yakni Deyah Raya, Punge Blang Cut, Kuta Alam dan Gampong Blang, ini dalam waktu dekat," demikian M Yasir.
Baca juga: Warga Rawa Badak Selatan Koja segera miliki IPAL Komunal
Untuk mencapai target itu, kata Bakri, dibutuhkan dukungan semua pihak guna mewujudkan layanan sanitasi air minum dan perumahan yang berkelanjutan sesuai Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Banda Aceh 2023-2026.
Bakri menegaskan, tujuan utama dari IPAL tersebut adalah penurunan angka stunting, karena dengan penanganan air limbah yang terintegrasi akan menghindari pencemaran lingkungan yang kemudian bermuara pada kualitas kesehatan masyarakat.
"Alhamdulillah, setiap tahunnya Banda Aceh telah mencapai penurunan jumlah stunting sampai dengan tahun 2022 sudah 7,32 persen," katanya.
Bakri menyebutkan, target Pemerintah Indonesia dalam penurunan stunting pada 2024 nanti menjadi 14 persen, artinya Pemko Banda Aceh telah memberikan kontribusi penurunan target bagi Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas PUPR Kota Banda Aceh M Yasir menjelaskan, program pembangunan IPAL berskala pemukiman tersebut akan terus dilanjutkan hingga ke 90 gampong se-Banda Aceh.
"Program ini berlanjut, tahun ini kembali dibangun pada empat gampong yakni Deyah Raya, Punge Blang Cut, Kuta Alam dan Gampong Blang, ini dalam waktu dekat," demikian M Yasir.
Baca juga: Warga Rawa Badak Selatan Koja segera miliki IPAL Komunal
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023