• Beranda
  • Berita
  • Kemenko PMK: Layanan kesehatan primer harus dapatkan perhatian khusus

Kemenko PMK: Layanan kesehatan primer harus dapatkan perhatian khusus

1 September 2023 20:03 WIB
Kemenko PMK: Layanan kesehatan primer harus dapatkan perhatian khusus
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Yohanes Baptista Satya Sananugraha, dalam acara peluncuran program Integrasi Layanan Primer Kesehatan dan Penguatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan di Jakarta, Kamis (31/8/2023). (ANTARA/HO-Kemenko PMK)
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Yohanes Baptista Satya Sananugraha mengatakan transformasi layanan kesehatan primer harus mendapat perhatian khusus, serta investasi kesehatan yang besar, dengan fokus kepada promotif dan preventif.
 
"Konsep integrasi pelayanan kesehatan primer menjadi salah satu kunci yang penting untuk mengoptimalkan peran pelayanan kesehatan primer. Ini dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam pencapaian indikator kesehatan nasional,” kata Satya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
 
Satya mengatakan transformasi itu dapat dimulai dari puskesmas, puskesmas pembantu, posko kesehatan desa, posyandu serta pelibatan fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
 
Dia menyebutkan upaya integrasi layanan kesehatan primer harus menjadi tulang punggung perbaikan kualitas kesehatan masyarakat.

Baca juga: Menkes: Konsep integrasi layanan kesehatan digagas dokter RI pada 1969

Baca juga: Kemenkes luncurkan Integrasi Layanan Primer Kesehatan
 
"Masyarakat juga harus menjadi subjek layanan berdasarkan kebutuhan kesehatan dalam siklus hidupnya, bukan pelayanan berbasis program," ujarnya.
 
Satya mengimbau proses digitalisasi dalam tata kelola pelayanan kesehatan primer yang harus juga dibangun secara beriringan.
 
“Puskesmas dan Posyandu memiliki peran penting dalam integrasi pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan terpadu melalui berbagai layanan preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
 
Berdasarkan data yang ada, kata Satya, dari 10.374 puskesmas, hanya 54,9 persen yang memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan, sekitar 4,1 persen yang tidak memiliki dokter, 43,71 persen memiliki prasarana sesuai standar, dan 51,35 persen yang memiliki alat kesehatan standar.
 
Di samping itu, kelengkapan sembilan jenis tenaga kesehatan di Puskesmas masih belum merata antar wilayah.
 
“Persoalan ini memerlukan upaya untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui perluasan jejaring pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan berkualitas kepada masyarakat,” ucap Satya.
 
Untuk diketahui, integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan primer yang berfokus pada tiga hal, yaitu siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan, perluasan layanan kesehatan melalui jejaring hingga tingkat desa dan dusun, serta memperkuat pemantauan wilayah setempat melalui pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa.*
 

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023