“Sebenarnya datang musim hujan dan banjir adalah kegiatan rutin tahunan. Kami telah menyiapkan beberapa alternatif penanggulangan banjir pada awal musim hujan ini,” ujar PLH Kasie Pemeliharaan SDA Jakarta Pusat P. Junjung saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Junjung, untuk pengaturan dan percepatan aliran air, selain mengandalkan pompa stasioner sebagai pengendali banjir, saat ini telah didistribusikan 11 pompa mobile kapasitas 150-400 liter per detik yang disebar di beberapa titik wilayah Jakarta Pusat.
Ia menambahkan, tidak hanya untuk membantu pompa stasioner, pompa mobile juga difungsikan untuk mengalirkan air di lokasi rawan genangan, sesekali juga dioperasikan saat banjir di pemukiman warga.
Hal ini dibenarkan oleh operator pompa Mulyadi saat ditemui di Rumah Pompa Jayakarta.
“Saat ini ada tambahan satu unit pompa mobile khusus untuk membantu pompa stasioner di Rumah Pompa Jayakarta, memang alat utamanya yaitu pompa stasioner, sewaktu-waktu ketinggian air meningkat pompa mobile akan kami operasikan,” jelas Mulyadi.
Pompa ini, lanjut dia, dioperasikan secara manual dan sampai dengan saat ini ketinggian air di Kali Ciliwung sekitar Jalan Gunung Sahari masih dalam status aman.
“Dengan adanya tambahan unit pompa mobile ini setidaknya akan membantu menyurutkan genangan air saat datang hujan lebat. Sebenarnya dengan pompa yang ada di pintu air saja kita sudah cukup terbantu, apalagi ditambah unit baru,” ujar Akim salah seorang penduduk sekitar Pompa Air Jayakarta, Rabu.
Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat membawahi delapan kecamatan yaitu Cempaka Putih, Gambir, Johar Baru, Kemayoran, Menteng, Sawah Besar, Senen dan Tanah Abang.
Baca juga: Tambahan tiga pompa stasioner cegah Grogol terendam banjir
Baca juga: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siagakan 450 pompa antisipasi banjir
Baca juga: Jakpus antisipasi genangan dengan pompa berkapasitas tinggi
Penambahan rumah pompa
Sudin SDA Jakarta Pusat juga membuat beberapa alternatif dalam pencegahan banjir dengan penambahan rumah pompa.
“Ada pembuatan rumah pompa baru ada di Cempaka Putih, ada yang kami buat baru dan juga di jalan Penataran Menteng,” ungkap Junjung.
Junjung mengatakan, saat ini di wilayah Jakarta Pusat sudah ada 15 rumah pompa yang tersebar di delapan Kecamatan, dan penambahan dua pompa air ini akan selesai akhir tahun ini. Setiap rumah pompa dijaga oleh enam orang operator secara bergantian.
“Masalah banjir di Penataran kan karena airnya memang ya nggak bisa masuk lagi ke saluran penghubung, begitu juga dengan Cempaka Putih Utan Kayu kan langsung pintu selatan ke laut jadi wilayah Cempaka Putih tengah, Rumah Sakit Islam itu lumayan airnya,” jelas Junjung.
Menurut Junjung, rumah pompa air yang dibangun di Cempaka Putih akan dilengkapi dengan tiga pompa air berkekuatan 1.500 Liter Per detik yang akan mengalirkan air langsung ke Kali Utan kayu.
Sedangkan rumah pompa air yang dibangun di Penataran Menteng akan dilengkapi dengan dua pompa air berkekuatan 500 Liter per detik yang nantinya akan memecah aliran air yang biasa menggenangi daerah Cikini.
Ia menambahkan, rumah pompa akan terus dibangun di sejumlah wilayah di Jakarta Pusat.
Pompa air pengendali banjir di Jakarta dibagi menjadi dua jenis yaitu pompa air stationer dan pompa air mobile. Pompa air stationer biasanya tetap dan ada di rumah pompa sedangkan untuk pompa mobile adalah pompa air yang bisa dipindah bertujuan untuk cadangan jika ada pompa stationer yang sedang rusak atau ada daerah banjir yang tidak ada pompa airnya.
Menurut salah seorang operator rumah pompa yang ditemui di Rumah Pompa Jayakarta, Mulyadi, rumah pompa ini digunakan saat kolam kolakan yang menampung air dari pemukiman penuh.
“Jika kolam kolakan penuh baru air disedot menggunakan pompa menuju kali Gunung Sahari untuk mencegah banjir di daerah pemukiman tersebut,” jelasnya.
Penulis Dwi Mediansyah/Fradana Bahari*
(pewarta magang LPJA-BPJS Ketenagakerjaan)
Baca juga: Siapkan pompa-pompa antisipasi banjir
Baca juga: 150 pompa air di Jakbar untuk cegah banjir
Pewarta: Antara
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018